Tanggapi Musra yang Diinisiasi Relawan Projo dan Dihadiri Jokowi, DPD PDIP: Bagian dari Demokrasi, Bermanfaat untuk Rakyat
BANDUNG - Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Jawa Barat (Jabar), Ono Surono, menilai wajar pelaksanaan Musyawarah Rakyat (Musra) di Kota Bandung, Minggu, yang diinisiasi oleh relawan Projo dan dihadiri oleh Presiden Joko Widodo.
"Itu sangat wajar ya, di era demokrasi ada sekelompok masyarakat yang membahas harapan Indonesia dipimpin oleh figur presiden yang baik, bermanfaat untuk rakyat, menegaskan kembali tujuan bangsa dan negara," kata Ono seusai mengikuti Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) PDI Perjuangan Jabar dikutip Antara, Minggu 28 Agustus.
Adapun agenda Musra diantaranya untuk menampung aspirasi masyarakat Indonesia mengenai sosok yang paling tepat memimpin Indonesia pada 2024.
"Terkait dengan Trisakti, bergerak di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian di bidang budaya," kata dia.
Ono mengatakan menghormati apapun hasil dari Musra yang akan digelar di 34 provinsi di Indonesia hingga Maret 2023.
Ia mengatakan tidak dapat mengomentari lebih lanjut mengenai substansi dalam Musra tersebut dan sistem pengumpulan aspirasi melalui Musra berbeda dengan sistem yang dilakukan PDI Perjuangan sebagai partai politik.
"Kalau kami tidak tahu substansinya gimana, yang jelas kalau PDI Perjuangan, kita punya mekanisme sendiri untuk menghasilkan kepemimpinan nasional. Kalau mereka kan rakyat, ya terserah seperti apa, tapi PDI Perjuangan memiliki mempunyai mekanisme," katanya.
Baca juga:
- Dengar Bisik-bisik Relawan Pilpres 2024 Dukung Siapa, Presiden Jokowi: Saya Ulang Lagi, Jangan Keliru Jangan Salah!
- Minta Pendukungnya Tak Buru-buru Tentukan Capres 2024, Jokowi: Hati-hati, Jangan Salah Menentukan Sikap
- Musra Bakal Jaring Nama Capres 2024 yang Didukung, Jokowi: Tolong Saya Dibisikkan
- Tak Larang Wacana Presiden 3 Periode, Jokowi: Wong Ada yang Ngomong Ganti Presiden Kan Juga Boleh
Menurut dia di PDI Perjuangan, para pemimpin yang lahir dari rahim partai politik ini tentunya sudah diuji betul, baik secara psikologinya, maupun unsur lainnya.
Hal itu karena setiap pemimpin di PDI Perjuangan, bukan hanya calon presiden, namun calon ketua DPC atau calon anggota DPRD kabupaten dan kota pun, wajib mengikuti psikotes.
Dari sisi kejiwaan, tidak sakit jiwa, itu adalah tahap pertama, kedua, rekaman jejak kepemimpinan pada saat seseorang ingin menjadi ketua DPC sudah harus melalui tahapan dulu.
"Sementara, secara internal dia harus teruji mempunyai kepemimpinan untuk mengurus partai, baru dia bisa menjadi ketua DPC. Ketua DPD sama, anggota legislatif pun sama," tuturnya.
Pengurus partai, lanjut Ono, menguji calon pemimpin adalah hal bagaimana pergerakannya untuk membantu rakyat, apakah mereka bisa diterima masyarakat, atau tidak.
"Terlebih seorang presiden, harus melalui tahapan-tahapan ya. Saya yakin walaupun keputusan di PDI Perjuangan yang memutuskan calon presiden dan calon wakil presiden adalah Ibu Ketua Umum Megawati, tapi Ibu Ketua Umum pasti mempunyai standar-standar yang juga diatur oleh partai," katanya.
Ono mengatakan contoh pemimpin yang teruji dan lahir dari PDI Perjuangan adalah Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
"Kami yakin, sudah sudah teruji di Pak Jokowi. Pak Jokowi lahir dari rahim PDI Perjuangan, dari Walikota Solo, Gubernur DKI, sekarang presiden dua periode, dan kita sudah tahu kinerja Pak Jokowi seperti apa," kata dia.