Eksklusif Thomas Djorghi Bertahan di Blantika Musik dengan Terus Berkarya

JAKARTA - Lama tak terdengar, Thomas Djorghi bersiap kembali ke dunia musik dengan rilisan terbarunya. Tidak tanggung, ia bakal menghadirkan sebuah album mini dengan sejumlah trek andalan.

Single pertamanya bertajuk Umpan Cinta dirilis pada 27 Juli di bawah bendera Musica Studios. Menilik judulnya, lagu ini merupakan versi baru dari yang pernah ia luncurkan pada awal tahun 2000-an.

Umpan Cinta versi terbaru hadir lebih pop diiringi dengan tambahan rap. Video musiknya juga melibatkan sederet nama besar seperti Ari Tulang, Guruh Soekarno Putra, serta keponakan sendiri - Sultan Djorghi.

“Konsepnya itu saya ingin membuat lagu dangdut yang bisa diterima di semua lapisan masyarakat. Terus merangkul anak-anak muda, milenial gimana caranya tuh mereka suka dangdut dari kalangan Jakarta sekitar Selatan lah ya,” cerita Thomas Djorghi saat berkunjung ke Redaksi VOI pada Senin, 21 Agustus.

Thomas Djorghi (Foto: Savic Rabos, DI: Raga/VOI)

Nama Thomas Djorghi identik dengan lagu Sembako Cinta. Namun ia punya alasan sendiri mengapa ia tidak menyanyikan lagu hitsnya tersebut.

Sembako Cinta itu udah fenomenal banget dan semua orang tahu lagu itu jadi kayak gak ada perubahan. Kalau lagu Umpan Cinta, ini juga ngetop banget tahun 2000 tapi gak sengetop Sembako Cinta,” ujar Thomas.

Meski begitu, penyanyi kelahiran 12 Juni ini tidak mengubah seluruh bagian Umpan Cinta. Salah satu yang menjadi perhatiannya adalah bagian awal yang menjadi ciri khas.

“Kalau lirik yang saya nyanyikan tidak berubah sama sekali cuman improvisasi di banding lagu lama itu pasti ada. Dari yang olah vokal saya bilang “Thom di depan-depannya ini jangan diubah. Tetap sama kayak dulu supaya orang gak kaget. Yang penting ke belakangnya coba kita rubah improvisasinya supaya membedakan yang dulu sama yang sekarang,” katanya.

Thomas Djorghi beranggapan, musik saat ini cenderung ke arah pop. sebagai salah satu penyanyi dangdut, ia harus beradaptasi agar bisa mendapat atensi masyarakat.

Thomas Djorghi (Foto: Savic Rabos, DI: Raga/VOI)

Di industri dangdut sendiri, ia merasa ada banyak transisi dari satu genre ke lainnya, mulai dari koplo, campur sari, hingga disko dangdut. Tantangan semakin berlipat ganda namun ia tidak boleh ketinggalan zaman.

Apalagi ia adalah satu-satunya penyanyi dangdut di bawah Musica Studios. Label rekaman itu dikenal menaungi sejumlah band dan penyanyi pop seperti NOAH dan Shakira Jasmine.

“Berubah sih berubah dari pure dangdut sampai jadi campur sari, koplo tapi yang kayak Umpan Cinta belum ada. 2000 saya muncul samapi sekarang, buat saya ini gebrakan pertama,” jelas Thomas Djorghi.

“Saya dihire pertama kali sebagai penyani pop untuk Gaya. Hati nurani paling dalam sebenarnya dangdut karena dari kecil pengen jadi penyanyi dangdut. Ditawarin Musica ke pop jadi ambil aja siapa tau bisa berjalannya,” lanjutnya.

Pada tahun 1998, Thomas Djorghi meluncurkan single pertamanya berjudul Gaya. Akan tetapi single itu dianggap tidak cukup meledak di pasaran. Oleh karena itu, ia meminta Musica untuk mengorbitnya sebagai penyanyi dangdut.

Sejak kecil, Thomas Djorghi sudah mengidolakan penyanyi Ar Rafiq. Bahkan ia sudah sempat mengatakan kekagumannya dengan sang idola sebelum meninggal di tahun 2013.

“Saya bilang saya fans berat dari kecil karena kiblat kayak kamu. Dan dia ketawa dan saya minta izin pakai lagu dia untuk single saya. Lagu Milikku yang punya Ar Rafiq dan dia sangat setuju banget,” kenang penyanyi 53 tahun ini.

Ikuti Perkembangan Zaman

Thomas Djorghi (Foto: Savic Rabos, DI: Raga/VOI)

Nyaris empat tahun berkarier di dunia musik, Thomas Djorghi memaklumi jika namanya terdengar asing di tengah masyarakat. Derasnya arus media sosial mencetak nama baru di musik dangdut membuatnya tak patah arah.

Apalagi alumni model itu menyadari kepopuleran di eranya besar dari majalah dan televisi. Berbeda dengan saat ini di mana kompetisi dangdut sudah lebih masif dari sebelumnya.

“Memang untuk sekarang ini agak berat di sosial medianya, kitanya harus lebih gencar lagi. Kitanya yang hidup di zaman dahulu masuk ke era sekarang ini harus mengikuti perkembangan zaman mau gak mau. Mereka lemparin lima (lagu), aku harus lempar 20 supaya mereka aware sama keberadaan aku sekarang ini,” tukas Thomas Djorghi.

Alhasil Thomas Djorghi mulai melebar ke dunia YouTube. Ia membuat berbagai konten dari liburan hingga cover lagu. Sebuah segmen berjudul Dut Dut Akustik Dut di mana ia bernyanyi bersama penyanyi dari berbagai genre. Ini adalah caranya untuk terus mengikuti perkembangan zaman. 

“Cari (musisi) yang bukan dangdut. Ada pop, rock, blues, jazz apa pun karakter genre masing-masing. Itu sesuatu yang biasa dan gak pernah ada. Bikinlah. Aku duet sama Candil, Isa Raja, Yuni Shara, kita melibatkan orang yang bukan genre dangdut tuh keren,” cerita Thomas Djorghi.

Thomas Djorghi (Foto: Savic Rabos, DI: Raga/VOI)

Namun beberapa waktu belakangan, akun YouTube-nya terbengkalai lantaran ia fokus menjadi pembawa acara dan membuat musik. Apalagi setelah Umpan Cinta, Thomas Djorghi akan meluncurkan beberapa single sebelum album.

“Saya di hiburan sudah berbagai macam kegiatan dari host, sinetron, main film, nyanyi pop, nyanyi dangdut. Gue cuma mempertahankan keeksisan gue di dunia musik dan dunia hiburan. Itu aja. Tanggung jawab yang berat mempertahankan,” katanya.

37 tahun berkarier, nyatanya seorang Thomas Djorghi masih memiliki tantangan dalan menjalani hidup sehat. Ia mengaku setiap hari selalu tidur jam enam pagi.

Selain itu ia juga mengungkap memiliki badan yang mudah gemuk. Oleh karena itu ia sangat pilih soal makanan.

“Tanggung jawab saya sebagai public figure. Saya harus berpenampilan menarik, rapi keren jaga badan karena itu yang dijual. Selain vokal, akting, ya penampilan itu gak bisa digeser,” tegasnya.

Thomas Djorghi (Foto: Savic Rabos, DI: Raga/VOI)

“Karena ada syuting ke sini ke situ jadi kurang rutin agak sedikit kendor. Seminggu 4 kali olahraga makanya badannya gak melar-melar amat. Dijaga tapi gak terlalu jaga,” lanjutnya.

Terlepas dari itu, Thomas Djorghi punya pesan bagi para penyanyi dangdut di era saat ini. Di tengah parodi dan aksi tiru meniru, ia berharap penyanyi zaman sekarang memiliki identitas diri sendiri.

“Jdilah diri kalian sendiri. Jangan meniru yang sudah-sudah di televisi dan rekaman.Harus punya ciri khas entah dari vokal, penampilan, goyang, jangan tiru yang udah ada juga,” katanya.

“Kalau mau jadi superstar, kamu harus punya jati diri yang menonjol dalam diri kamu,” tutup Thomas Djorghi.