Telah Dilakukan di India dan Brazil, Etanol Diusulkan jadi Substitusi BMM Fosil: Indonesia Punya PTPN yang Bisa Memproduksi
JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir mendorong etanol menjadi substitusi untuk BBM fosil di Indonesia. Cara ini telah dilakukan oleh negara-negara seperti India dan Brazil.
"Kita sedang mendorong Holding PTPN bisa meningkatkan (produksi) sebagian untuk gula dan sebagian lagi untuk etanol. Kita tahu sekarang banyak negara di dunia seperti Brazil ataupun India sudah mendorong etanol sebagai substitusi untuk BBM," ujar Menteri BUMN Erick Thohir dalam Rapat Kerja (Raker) bersama Komisi VI DPR RI yang dipantau secara daring dikutip Antara, Rabu 24 Agustus.
Etanol sendiri, lanjutnya, memiliki Research Octane Number (RON) hingga 130-an. Kalau bisa mengonsolidasikan etanol sebagai subtitusi BBM, maka akan memperbaiki keuangan negara, dimana hasil produksi minyak Indonesia dengan kualitas bagus bisa dikirim ke luar negeri. Kemudian Indonesia mengimpor BBM dengan kualitas yang lebih rendah dan dicampur dengan etanol.
"Kita melihat kalau Thailand saja bisa memproduksi bioetanol ini sampai 12 persen dan India bisa menghasilkan sampai 10 persen, kenapa kita tidak bisa? Ini yang kita coba lakukan," kata Erick Thohir.
Baca juga:
- Realisasi Anggaran Kementerian BUMN Capai Rp190,94 Miliar pada 2021, Terbesar untuk Belanja Barang Rp122,44 Miliar
- Beragam Usulan Komisi VII DPR Terkait BBM Bersubsidi, Percepat Revisi Perpres 191 hingga Minta MUI Bikin Fatwa
- Hadiri Sidang Pleno Ikatan Sarjana Ekonomi, Wapres Ma'ruf Amin Wapres Sampaikan Empat Gagasan Wujudkan Keadilan Ekonomi
- PLN Siap Pasok Listrik 169 MW ke Proyek Pengembangan Olefin Complex TPPI
Erick Thohir juga terus mendorong BUMN bisa melakukan substitusi impor BBM atau memproduksi energi jenis baru. Kementerian BUMN, kata dia, mendorong program kelapa sawit menjadi bahan bakar B40 ataupun biofuel.
Sebelumnya Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengembangkan sumber energi alternatif yang ramah lingkungan seperti bioetanol untuk bahan bakar nabati.
Kepala Organisasi Riset Energi dan Manufaktur BRIN Haznan Abimanyu mengatakan Bioetanol merupakan salah satu bahan bakar nabati yang penggunaannya dapat digunakan sebagai aditif dan pengganti atau blending untuk bensin.
Penggunaan etanol sebagai campuran BBM dapat mengurangi 70 hingga 90 persen emisi karbondioksida dibandingkan dengan bahan bakar minyak setara oktan 90.
Namun penggunaan bioetanol sebagai bahan bakar di dalam negeri masih menghadapi beberapa tantangan yaitu sifat fisik etanol, adanya komitmen tersedianya bahan baku dan pangkalan data, serta neraca energi.