Wisuda Brigadir J di Universitas Terbuka: Cita-Cita Menjadi Perwira Kandas Secara Tragis

JAKARTA - Samuel Hutabarat, ayah mendiang Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J) menangis haru ketika menerima ijazah kelulusan anaknya dalam prosesi wisuda Brigadir J di Universitas Terbuka, Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Selasa (23/8).

Tangisannya semakin menjadi-jadi ketika lantunan lagu ‘Anak Na Burju’ dinyanyikan seiring penyerahan ijazah. Opung perempuan Brigadir J, T Sinambela bersama Ketua Komunitas Civil Society Irma Hutabarat yang turut naik ke panggung pun tak bisa membendung tangis.

Anakku na burju anak hasianku, Anakku nalagu

Anakku yang baik anak yang kusayangi, Anak yang baik hati

Ingot do ho amang di akka podani natua tua mi

Ingatkah engkau nak tentang petuah orangtuamu ini

Dung hupaborhat ho namarsikkola i tu luat na dao i amang

Sudah aku berangkatkan engkau sekolah ke tempat yang jauh putraku

benget do ho amang

kuatlah kau nak

Penggalan lagu batak berjudul ‘Anak Na Burju’ karya Irjen Soaloon Simatupang tersebut memang mengisahkan tentang hubungan kasih antara orangtua ke anaknya.

Samuel semakin terkenang dengan sosok Brigadir J. Terlebih, bila teringat lagi keinginan Yosua yang ingin terus mengejar gelar S2 sebagai syarat untuk menjadi perwira.

Sebagai ayah, dia tidak pernah menyangka Brigadir J bernasib tragis. Harusnya Yosua yang menghadiri sendiri prosesi wisudanya.

Mendiang Brigadir J, cita-citanya menjadi perwira kandas secara tragis dalam pembunuhan yang melibatkan Irjen Ferdy Sambo dan beberapa orang dekatnya. (Antara) 

Namun, takdir berkata lain, wisuda Brigadir J yang sudah dijadwalkan beberapa bulan sebelumnya tak akan pernah dia hadiri. Dia tewas dibunuh di rumah dinas bosnya, Irjen Ferdy Sambo pada 8 Juli 2022. Pelakunya diduga adalah bos beserta rekan-rekannya sesama ajudan.

Brigadir J sudah berkuliah di Universitas Terbuka sejak 2015, kabarnya mengikuti jejak sang ibu yang juga merupakan alumni Universitas Terbuka. Dia dinyatakan lulus Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum dan Ilmu Sosial Politik tahun ini dengan nilai memuaskan, IPK 3,28 dan berhasil meraih gelar Sarjana Hukum.

“Awal tahun kemarin, almarhum bercerita ke kami. Ada bocoran Pah, Mah, IPK saya agak lumayan, saya mungkin diwisuda bulan enam, rupanya bergeser waktu bulan delapan,” kata Samuel kepada wartawan, Selasa (23/8).

“Saya mengucapkan terimakasih atas perhatian dan bantuan yang telah diberikan kepada kami dan keluarga. Yang telah memfasilitasi kami,” tambahnya.

Irma Hutabarat juga turut berbahagia dengan gelar yang sudah diperoleh dalam wisuda Brigadir J.

“Di antara kesibukan pekerjaan, akhirnya Brigadir J lulus sarjana. Marsikola satimbo-timbona atau menuntut ilmu setinggi-tingginya, itulah motto orang Batak,” kata Irma, Selasa (23/8).

Berterima Kasih Kepada Pemerintah

Sejak awal kejadian, tepatnya ketika keluarga menerima dan melihat jasad Brigadir J, Samuel Hutabarat dan Rosti Simanjuntak tidak percaya bahwa anak mereka tewas karena aksi baku tembak.

Mereka sangat yakin Brigadir J tewas karena dianiaya dan dibunuh. Sebab, kondisi jasad penuh luka-luka penganiayaan.

“Lagipula, bila memang terjadi baku tembak seperti yang diucapkan pihak kepolisian, seterunya juga pasti terkena tembak, apalagi almarhum Yosua yang lebih dulu menembak dan dia berpengalaman sebagai sniper,” kata Samuel pada 19 Juli lalu.  

Ternyata, firasat mereka benar. Brigadir J memang tewas dibunuh. Tim khusus Polri, saat ini, sudah menetapkan lima tersangka.

Yang mengejutkan Samuel dan Rosti, dua di antaranya tersangkanya adalah Irjen Ferdy Sambo dan istrinya, Putri Candrawathi. Padahal, semasa hidup Brigadir J sempat bercerita kepada keluarga kebaikan istri atasannya, Putri Candrawathi.

“Setelah menonton keterangan resmi dari Mabes Polri bersama keluarga langsung terkejut mendengar tersangka baru mantan pimpinan almarhum Yosua," kata Samuel dilansir dari Tempo.co, Rabu 10 Agustus 2022.

Ibunda Brigadir J, Rosti Simanjuntak histeris melihat jasad anaknya. Sejak awal yakin anaknya tewas bukan karena aksi baku tembak, melainkan akibat dibunuh. (Antara)

Menurut Samuel, selama dua tahun menjadi ajudan keluarga Irjen Ferdy Sambo, tak pernah sekalipun Brigadir J menceritakan hal buruk tentang keluarga atasannya. Yang diceritakan selalu kebaikan, baik kebaikan Ferdy Sambo maupun istrinya.

“Tapi kok bisa ya, sampai akhirnya anak kami tewas, sampai dibunuh begitu sadis,” kata Samuel.

Kendati begitu, nasi sudah menjadi bubur. Dia atas nama keluarga mengucapkan terimakasih kepada Kapolri dan Menko Polhukam atas kepeduliannya membuka seterang-terangnya kasus kematian Brigadir J.

Dia juga berterimakasih kepada Presiden Jokowi atas atensinya yang berkali-kali memerintahkan bawahannya agar mengusut tuntas kasus ini.

Pada 9 Agustus 2022, Presiden Jokowi terus memerintahkan agar kasus kematian Brigadir J diusut tuntas. “Sejak awal saya sampaikan, usut tuntas, jangan ragu-ragu, jangan ada yang ditutup-tutupi. Ungkap kebenaran apa adanya sehingga jangan sampai menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap Polri. Itu yang paling penting. Citra Polri apapun yang tetap harus kita jaga.”