Respons Permintaan Presiden Turunkan Harga Tiket Pesawat, Menteri BUMN Harap PMN Garuda Indonesia Rp7,5 Triliun Segera Cair
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan sejumlah langkah agar maskapai penerbangan nasional dapat menstabilkan harga tiket pesawat. Salah satunya dengan mendorong maskapai PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk untuk menambah volume penerbangannya.
Hal ini merespons perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk segera menyelesaikan permasalahan mahalnya harga tiket pesawat di Tanah Air.
"Makanya kalau Garuda bisa lebih produktif lagi dalam jumlah pesawatnya, sehingga pengurangan dari stabilitas harga tiket bisa diseimbangi," ujarnya dalam keterangan resmi, di Jakarta, Kamis, 18 Agustus.
Mengingat pentingnya untuk segera menambah volume penerbangan, Erick berharap segera cairnya penanaman modal negara (PMN) sebesar Rp7,5 triliun untuk Garuda.
Dengan modal tersebut, Erick optimistis akan mampu membuat Garuda bersaing secara bisnis sekaligus mampu menjaga harga pesawat yang terjangkau bagi rakyat.
"Garuda dulu kita harap (PMN) segera cair, apalagi kita lihat industri penerbangan mesti kita jaga, apalagi harga tiket pesawat ini kan sangat mahal," kata Erick.
Erick menjelaskan ada tiga hal yang mengakibatkan tiket pesawat saat ini tinggi. Pertama adalah harga avtur yang meroket. Kedua, daerah tujuan tertentu yang jumlah pesawatnya tidak maksimal. Lalu faktor terakhir adalah jumlah pesawat yang mau dibeli pun sulit.
"Hari ini Boeing dan Airbus kan mengurangi produksinya," ujarnya.
Meski faktor tersebut memberatkan, namun Erick optimistis Garuda mampu memanfaatkan momentum kebangkitan industri pesawat sekaligus berperan menjaga harga yang terjangkau bagi rakyat.
Baca juga:
- Langkah Cepat Kementerian BUMN agar Maskapai Nasional Bisa Stabilkan Harga Tiket Pesawat: Tambah Volume Penerbangan
- Impor BBM Membengkak, Harga Bahan Bakar Bersubsidi di Ujung Tanduk
- Datangkan Armada Baru, Pelita Air Tambah Frekuensi Penerbangan Jakarta-Bali Mulai 9 September
- Sandiaga Uno: Tiket Pesawat mahal, 20-30 Persen Masyarakat Pilih Jalur Darat untuk Liburan
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku mendapat keluhan terkait harga tiket pesawat yang mahal ketika terun ke lapangan. Merespons keluhan tersebut, Jokowi meminta Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Menteri BUMN Erick Thohir menyelesaikan permasalahan tersebut.
"Di lapangan yang saya dengar juga keluhan, Pak harga pesawat Pak. Sudah, langsung saya reaksi, ada Menteri Perhubungan saya perintah segera ini diselesaikan," katanya dalam pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi Tahun 2022, dilansir dari YouTube Sekretariat Presiden, Kamis, 18 Agustus.
Dalam kesempatan tersebut, mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga meminta Menteri BUMN Erick Thohir untuk menambah jumlah pesawat maskapai Garuda Indonesia.
Penambahan armada ini, kata Jokowi, bertujuan untuk menekan harga tiket pesawat yang mahal. Meskipun diakui Jokowi tidak mudah untuk mengembalikan harga tiket di angka normal, mengingat harga avtur internasional juga tinggi.
"Garuda, Menteri BUMN juga saya sampaikan segera tambah pesawatnya agar harga bisa kembali pada keadaan normal meskipun itu tidak mudah karena harga avtur internasional juga tinggi," ucapnya.