Pulihkan Hubungan Diplomatik dengan Israel, Menlu Turki Pastikan Ankara Tetap Mendukung Palestina
JAKARTA - Turki dan Israel akan saling menunjuk kembali duta besar, Menteri Luar Negeri Mevlüt Cavuşoğlu mengatakan pada Hari Rabu, menandai tonggak sejarah dalam upaya kedua negara untuk menormalkan hubungan diplomatik.
"Langkah-langkah yang akan kami ambil untuk menormalkan hubungan antara lain penunjukan kembali duta besar. Pada konferensi pers yang kami selenggarakan dengan (Perdana Menteri Israel Yair) Lapid di aula ini, kami membuat pernyataan, bahwa kami memulai pekerjaan penunjukan duta besar," ujarnya dalam konferensi pers seperti dilansir dari Daily Sabah 18 Agustus.
"Sebagai hasil dari upaya ini, langkah positif datang dari Israel. Tentu saja, kami, sebagai Turki, telah memutuskan untuk menunjuk seorang duta besar untuk Israel, untuk Tel Aviv," sambungnya.
Diplomat senior itu mengatakan, proses akan dimulai setelah kedua negara mempresentasikan nama-nama duta besar.
Lebih jauh diterangkan olehnya,keputusan untuk memulihkan hubungan diplomatik penuh dengan Israel setelah satu dekade ketegangan, tidak berarti Turki akan meninggalkan dukungannya untuk Palestina.
"Kami tidak menyerah pada perjuangan Palestina," tegasnya.
"Penting agar pesan kami disampaikan langsung melalui duta besar (tentang masalah Palestina)," tandasnya.
Pada Bulan Mei, Cavuşoğlu mengunjungi Israel, yang pertama oleh seorang menteri luar negeri Turki dalam 15 tahun.
Terpisah, Israel dan Turki telah memutuskan untuk memulihkan hubungan diplomatik penuh, akan mengirim duta besar ke negara masing-masing menyusul peningkatan hubungan yang stabil, kantor Perdana Menteri Israel Yair Lapid juga mengatakan pada Hari Rabu.
"Meningkatkan hubungan akan berkontribusi untuk memperdalam hubungan antara kedua bangsa, memperluas hubungan ekonomi, perdagangan, dan budaya, dan memperkuat stabilitas regional," bunyi sebuah pernyataan yang dikeluarkan setelah percakapan antara PM Lapid dan Presiden Recep Tayyip Erdoğan.
Diketahui, kedua negara saling mengusir duta besar pada tahun 2018 terkait pembunuhan 60 warga Palestina oleh pasukan Israel, selama protes di perbatasan Gaza terhadap pembukaan Kedutaan Besar AS di Yerusalem.
Kunjungan Presiden Israel Isaac Herzog ke Turki pada Bulan Maret, diikuti oleh kunjungan kedua menteri luar negeri, membantu menghangatkan hubungan setelah lebih dari satu dekade ketegangan.