Inggris Setujui Vaksin COVID-19 untuk Hadapi Varian Omicron: Buatan Moderna, Tingkatkan Antibodi
JAKARTA - Inggris menjadi negara pertama yang mengizinkan penggunaan vaksin COVID-19 yang menargetkan virus asli dan varian Omicron, setelah sebelumnya menjadi negara pertama di dunia yang menyetujui vaksin COVID-19 pada akhir tahun 2020.
Regulator obat-obatan Inggris (MHRA) memberikan persetujuan bersyarat, penggunaan vaksin bivalen buatan Moderna Amerika Serikat, sebagai booster untuk orang dewasa mulai Hari Senin.
Komite Bersama Inggris untuk Vaksinasi dan Imunisasi (JCVI) sekarang diharapkan segera mengeluarkan rekomendasi, tentang bagaimana vaksin harus digunakan di negara itu.
Keputusan MHRA didasarkan pada data uji klinis yang menunjukkan booster memicu "respons kekebalan yang kuat" terhadap Omicron (BA.1) dan virus 2020 asli, katanya.
Moderna pada Bulan Juni mengatakan, data percobaan menunjukkan ketika diberikan sebagai dosis keempat, vaksin yang disesuaikan dengan varian meningkatkan antibodi penetral virus sebanyak delapan kali lipat terhadap Omicron.
MHRA juga mengutip analisis eksplorasi, di mana vaksin itu ditemukan menghasilkan "respons kekebalan yang baik" terhadap cabang Omicron yang saat ini dominan BA.4 dan BA.5.
Menurut Moderna, data percobaan menunjukkan booster yang disesuaikan dengan variannya, menghasilkan tingkat antibodi penetral virus terhadap subvarian yang 1,69 kali lebih tinggi daripada yang diberikan booster asli.
Namun, korelasi antara tingkat antibodi penetralisir dan efektivitas vaksin terhadap penyakit, khususnya penyakit parah, masih belum jelas.
Tidak ada masalah keamanan serius yang diidentifikasi dengan formulasi Moderna baru, MHRA menambahkan pada Hari Senin.
Pemerintah Inggris mengatakan bulan lalu program booster vaksin akan dimulai pada 'awal musim gugur dan suntikan akan ditawarkan kepada lebih dari 50-an, individu dalam kelompok risiko klinis, pekerja garis depan dan staf panti jompo.
Sementara vaksin COVID-19 yang ada terus memberikan perlindungan yang baik terhadap rawat inap dan kematian, efektivitas vaksin telah terpukul seiring dengan berkembangnya virus.
"Vaksin COVID-19 generasi pertama yang digunakan di Inggris, terus memberikan perlindungan penting terhadap penyakit dan menyelamatkan nyawa," kata Kepala Eksekutif MHRA June Raine dalam sebuah pernyataan, melansir Reuters 15 Agustus.
"Apa yang diberikan oleh vaksin bivalen ini kepada kita adalah alat yang tajam di gudang senjata kita, untuk membantu melindungi kita dari penyakit ini karena virus terus berkembang," tambahnya.
Badan Kesehatan dan Keamanan Inggris (UKHSA), yang mengawasi pengadaan vaksin di antara tanggung jawab lainnya, tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Terpisah, pejabat Badan Obat Eropa (EMA) mengharapkan vaksin yang disesuaikan dengan varian COVID akan disetujui di Uni Eropa pada Bulan September, dan telah memberi isyarat bahwa regulator terbuka untuk menggunakan suntikan yang menargetkan varian BA.1 yang lebih lama musim gugur ini, mengingat yang secara khusus menargetkan subvarian yang lebih baru adalah jauh tertinggal dalam pengembangan klinis.
Baca juga:
- Hindari Sanksi: Filipina Batalkan Pembelian 12 Helikopter Rusia, Pilih Chinook Amerika Serikat
- Selandia Baru Kirim 120 Tentara ke Inggris untuk Latih Pasukan Ukraina, PM Ardern: Fokus pada Pelatihan Infanteri
- Soal Penikaman Salman Rushdie, Teheran: Tidak Ada yang Berhak Menuduh Iran di Balik Serangan Tersebut
- Zimbabwe Alami Wabah Campak: Ada 1.036 Kasus yang Dicurigai, 80 Anak Meninggal
Adapun Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) mengatakan akan mencari penyertaan khusus cabang Omicron BA.4 dan BA.5 yang lebih baru, dalam setiap vaksin baru yang digunakan di dalam negeri.
Moderna, yang menandatangani kesepakatan 1 miliar poundsterling dengan Pemerintah Inggris untuk membangun fasilitas vaksin mRNA pertama di negara itu awal tahun ini, mengatakan pihaknya mengharapkan persetujuan lebih lanjut untuk vaksin yang diadaptasi di Australia, Kanada, dan Uni Eropa dalam beberapa pekan mendatang.