157 Orang Batal Berangkat Haji Tahun Ini Karena Hamil hingga Sakit, Kemenag: Jumlah Terkecil Sepanjang Sejarah

JAKARTA - Direktur Jenderal (Dirjen) Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama (PHU Kemenag), Hilman Latief, mengatakan jumlah jemaah Indonesia yang tidak diberangkatkan ke Tanah Suci pada penyelenggaraan ibadah haji 2022 ini, sebanyak 157 orang atau sekitar 0,17 persen.

"Kami pada musim haji tahun 2022 ini, tidak memberangkatkan 0,17 persen atau terkecil sepanjang sejarah penyelenggaraan ibadah haji," katanya dalam acara serah terima pemulangan haji kloter 43 atau terakhir Debarkasi Solo, di Asrama Haji Donohudan, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah dikutip Antara, Minggu 14 Agustus.

Ia mengatakan musim haji tahun ini merupakan sebuah kebahagiaan. Jumlah jemaah haji yang diberangkatkan seluruh Indonesia sebanyak 100.051 orang. Ini sesuai alokasi yang ditetapkan oleh Pemerintah Arab Saudi.

Dari jumlah kuota Indonesia 100.051 jemaah tersebut dengan rinciannya sebanyak 92.825 untuk jemaah haji reguler dan 7.226 untuk jemaah haji khusus.

Menurut dia hal tersebut sebuah kebahagiaan karena harus memberangkatkan 92.825 orang. Namun, perlu diingat bahwa haji adalah panggilan dan tidak semua orang meski jadwalnya berangkat itu "istitha'ah". Bahkan, jemaah yang siap menunggu tidak berangkat ke Tanah Suci.

"Ada 157 calon jemaah haji Indonesia yang tahun 2022 ini tidak bisa diberangkatkan karena berbagai faktor. Di antaranya, mereka karena hamil dan sakit," katanya.

Menurut dia, jumlah jemaah haji Indonesia yang meninggal di Tanah Suci pada penyelenggaraan haji tahun ini, sebanyak 88 orang dari 13 embarkasi. Kemudian masih ada jemaah haji yang dirawat di Rumah sakit Al Noer Mekah sebanyak 11 orang termasuk satu asal Jateng.

"Kami berharap mudah-mudahan jemaah yang sakit segera sembuh dan disusulkan untuk bertemu dengan keluarga di daerah," katanya.

Dia mengatakan dengan kedatangan jemaah haji kloter terakhir atau 43 Debarkasi Solo ini, seluruh prosesi penyelenggaraan ibadah haji 2022 selesai.

Menyinggung soal kuota haji Indonesia pada penyelenggaraan tahun 2023, kata dia, Insya Allah dari pemerintah tetap memperjuangkan bahwa semakin banyak jemaah yang diberangkatkan semakin proporsional, tetapi maksimal itu yang diharapkan.

Menteri Agama sudah mengkomunikasikan masalah tersebut. Pihaknya mengharapkan kuota lebih proporsional, karena jumlah kuota masih 50 persen seperti ini, waktunya akan semakin panjang. Sepertinya, arahnya ke sana bagaimana memperpendek waktunya.

"Insya Allah, melalui pengumuman resmi ada penambahan kuota haji untuk Indonesia dan itu sedang dikaji," kata Hilman Latief.

Sementara itu, PPIH Debarkasi Solo telah menerima kedatangan jemaah haji kloter terakhir atau 43 asal Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Tegal, Kota Semarang dan Sleman DIY yang tiba di Bandara Adi Soemarmo Boyolali, Minggu, sekitar pukul 05.55 WIB.

Menurut Koordinator Humas PPIH Debarkasi Solo Sarip Sahrul Samsudin dengan kedatangan haji kloter 43 dengan sebanyak 345 jemaah sehingga total jemaah asal Jateng dan DIY yang sudah dipulangkan ke Tanah Air sebanyak 15.431 orang. Namun, masih satu orang tertinggal di Arab Saudi karena sakit, Sedangkan, 18 jemaah yang terdiri dari 17 jemaah meninggal dunia di Tanah Suci dan satu lainnya di dalam pesawat saat perjalanan pulang ke Tanah Air.

"Dengan dipulangkan jemaah haji kloter 43 Debarkasi Solo ini, maka selesai kegiatan penyelenggaraan ibadah haji tahun ini," katanya.