Menlu Armenia Zohrab Mnatsakanyan Mengundurkan Diri karena Dianggap Untungkan Azerbaijan
JAKARTA - Menteri Luar Negeri Armenia Zohrab Mnatsakanyan mengundurkan diri dari jabatannya pada Senin, 16 November. Pengunduran diri itu dilakukan Zohrab seiring protes keras warga Armenia karena dianggap telah menguntungkan seteru abadi mereka, Azerbaijan dalam konflik Nagorno-Karabakh.
Melansir CNA, desakan pengunduran diri kepada Zohrab terus berdatangan dari rakyat Armenia. Zohrab telah dianggap gagal mendatangkan keuntungan dalam tiga kali negosiasi gencatan senjata. Untuk itu, rakyat Armenia menjadi berang. Alhasil, ribuan orang turun ke jalan menuntut pengunduran diri Sang Menteri.
Tak hanya Zohrab, Perdana Menteri Nikol Pashinyan juga dituntut mengundurkan diri oleh pengunjuk rasa. Hal itu dilakukan ribuan rakyat Armenia karena Pashinyan dianggap biang keladi dari gencatan senjata yang menguntungkan Azerbaijan. Apalagi, dalam peperangan tersebut, sudah 2.300 pasukan Armenia gugur dalam konflik di Nagorno-Karabakh.
Meski begitu, Pashniyan enggan mengakui bahwa hal itu sepenuhnya salahnya. Sekalipun ia mengaku bertanggung jawab atas hilangnya beberapa wilayah Armenia, akan tetapi hal itu adalah langkah terbaik yang dapat dilakukan supaya Armenia tak mengalami kerugian yang lebih besar dan dapat menyelamatkan banyak nyawa.
Baca juga:
Atas dasar itulah, Pashniyan takkan mundur. Pashniyan justru bersumpah akan bertahan di kursi pemerintahan dan berjanji akan membawa stabilitas di Armenia untuk masa yang akan datang.
Sebelumnya, akar konflik di Nagorno-Karabakh sudah ada sejak berabad-abad lalu, akibat kompetisi antara penduduk Kristen Armenia dan penduduk Muslim di bawah pengaruh Turki dan Persia. Pada akhir abad ke-19, daerah ini menjadi bagian Kerajaan Rusia. Pada akhir Perang Dunia I, Soviet membentuk daerah otonomi Nagorno-Karabakh di bawah Soviet Socialist Republic of Azerbaijan meskipun penduduknya mayoritas Armenia.
Lantas, Sejak awal 1990-an, etnis Armenia memegang kendali militer di Nagorno-Karabakh dan sebagian besar daerah sekitar yang masuk wilayah Azerbaijan. Namun, mereka telah kehilangan pengaruh di banyak wilayah, termasuk di kota-kota sekitarnya.