Eksklusif Eko Patrio Memadukan Politik dan Entertaiment dengan Bijaksana

JAKARTA - Karir Eko Patrio di dunia entertaiment bisa dibilang tak pernah redup. Berangkat dari grup lawak Patrio bersama Eddy Soepono dan Muhammad Akri, pemilik nama lengkap Eko Hendro Purnomo ini bermetamorfosis menjadi pembawa acara, produser dan politikus Indonesia.

Meskipun sibuk sebagai wakil rakyat, Eko Patrio nyatanya tak bisa meninggalkan dunia entertaiment. Apalagi Eko memiliki manajemen artis Komando Grup. Kini, pria kelahiran 30 Desember 1970 lebih banyak di belakang layar.

"Saya di Komando Grup itu kan membidangi ph, manajemen artis, juga ada proyek baru yang berkaitan dengan aplikasi. Saya di belakang layar. Kalo politik saya masih di DPR masih komisi 6 mewakili Partai Amanat Nasional," ujar Eko saat berbincang dengan VOI di kantor Komando Grup, beberapa waktu lalu.

Saat ini Eko mengikuti produser pendaftaran parti peserta Pemilu 2024. Dia yakin 100% PAN DKI Jakarta sudah menyelesaikan administrasi dan dijadikan partai politik untuk 2024. Eko juga masih mempersiapkan diri sebagai caleg, bertemu dengan konsituen, konsilidasi baik internal eksternal membuatnya harus bisa membagi waktu. Meskipun sibuk, Eko mengaku menikmatinya.

"Berpartai dinikmati aja nggak bisa nyantai kayak hobby. Senang diskusi, ngobrol, berorganisasi buat saya enak karena melebarkan jaringan, memperbanyak teman silahturahmi karena kata guru ngaji saya semakin banyak silaturahmi banyak umur," kata suami dari Viona Rosalina tersebut.

Eko Patrio (Foto: Bunga Ramadani, DI: Raga/VOI)

Hampir 15 tahun menjadi wakil rakyat sebagai legislatif dan eksekutif, Eko konsisten ingin menjembatani keinginan masyarakat. "Sebagai legislatif kita menjembatani keinginan masyarakat, program pemerintah untuk daerah pilihan saya. 2 periode saya di Jawa Timur, Nganjuk, Jombang, Mojokerto, dan Madiun. Alhamdulillah mengikuti anggota dewan itu tidak bisa seperti membalikan tangan gitu ya. Kalau eksekutif kan mengeksekusi, jadi kan hari ini kasih hari ini bisa memberikan yang terbaik untuk masyarakat," jelasnya.

Berbagai progam yang akhirnya dieksekusi pemerintah, membuat daerah yang diwakilinya tambah maju. Karena itulah Eko merasa bersyukur telah masuk parti politik.

"Alhamdulillah misalnya daerah Nganjuk itu dulu tuh bener-bener keterbelakangan buat saya. Dapil saya Mojokerto sana udah maju, Jombang udah maju, perbatasannya Kediri apalagi, lebih maju tetapi Nganjuk belum. Sedikit demi sedikit pas partai kita komunikasikan sama-sama bahwa ini ada perlu program. Program apa? Program agraris, kemudahan, dan kita komunikasikan," paparnya.

Sempat kecewa karena progam yang diperjuangkan dikorupsi oleh pemimpin daerah, Eko tetap mau berjuang untuk Jakarta yang kini diwakilinya.

"Alhamdulillah program banyak. Sangat disayangkan ya pimpinan lokalnya bupatinya menyunat program yang ada. 2 bupati di sana diganjar oleh KPK sangat disayangkan. Buat saya udah bagus mudah-mudahan periode ketiga saya ke Jakarta lebih heterogen. Dan alhmadulilah kebutuhan masyarakat ada ambulans dan sebagainya untuk masyarakat luas," jelasnya.

Periode ketiga, Eko pindah dapil yang tadinya Jawa Timur ke Jakarta Timur sesuai domilisi saat ini. Eko tak bisa nemampik bahwa lebih seneng di Jawa Timur karena daerah kelahirannya.

"Kalau di sini saya sebagai ketua dpw otomatis daerah pilihannya juga berubah di Jakarta juga ya sudah. Ada 3 wilayah dapil Jaktim, dapil Jakarta Pusat, Selatan, dan luar negeri. Saya ambil Jakarta Timur karena saya tinggal di Jakarta Timur," terangnya.

Eko Patrio (Foto: Bunga Ramadani, DI: Raga/VOI)

Namun, dia mencoba untuk tetap mencintai pekerjaannya. "Semua pekerjaan kalau gak dibuat nyaman ya pasti berat. Kalau gak cinta pasti berat. Saya senang banyak program-program dari pemerintah saya jembatani untuk masyarakat. Kata guru ngaji sehebatnya orang itu bermanfaat untuk orang banyak dan saya buktikan di partai politik," tegasnya.

Eko membenarkan pendapatannya di entertaiment lebih besar. Namun, ada hal lain yang membuatnya tetap nyaman sebagai wakil rakyat.

"Dulu di entertain duit saya banyak loh dapet dari mana mana tapi rasa egoisnya tinggi. Saya simpen, diajarin gitu tapi di politik berbeda. Apalagi partai PAN, yaitu berbagi-berbagi. Kalo ditanya itung itungannya artis sama politisi waduh udah deh pelayanannya VVIP kalo jadi artis," jelasnya.

Politik, lanjutnya, adalah soal melayani bukan mengejar rezeki. "Saya senang bisa memberi menjembatani melayani mungkin karena saya berangkat dari anak kampung yang senang interaksi. Cuma bungkusannya Eko Patrio tapi saya senang berkumpul, silaturahmi. Sama di entertain juga saya berbagi tapi jangkauannya lebih luas di partai," jelasnya.

"Contohnya membuat undang undang itu bukan hanya untuk sekelompok orang tapi untuk orang banyak. UU cagar budaya. Bagaimana budaya kita tidak tergerus, minimal bangunan yang sudah 50 tahun harus kita rawat biar jejaknya masih ada. Nah itu gimana kalo gak masuk DPR terus bagaimana kita lebih baik, BUMN lebih bagus lagi. Kalo ada 142 BUMN yang merugi, kenapa harus 142? Bikin aja cluster kaitan rumah sakit, pangan. Gak perlu banyak yang penting berkualitas kan asik," lanjutnya.

Persiapan menghadapi pemilu 2024 masih panjang. Eko masih sempat bermain dalam film Naga Naga Naga sebagai guru Umar Bakrie. Dia tak ingin melupakan akarnya di dunia entertaimen dengan sekali-kali menerima tawaran syuting.

"Syuting 2021 karena covid tayangnya 2022. Saya masuk film naga naga naga karena nasionalis banget. Saya jadi umar bakrie menyenangkan," ujarnya.

Menata Pekerjaan, Prioritaskan Keluarga

Eko Patrio (Foto: Bunga Ramadani, DI: Raga/VOI)

Saat ini, Eko Patrio tidak banyak menerima pekerjaan di dunia entertaiment. Dulu, Eko bisa membuat program hingga 6 acara yang dibawakannya. Bekerja seperti Raffi Ahmad atau Ruben Onsu saat ini tak lagi menjadi prioritasnya.

"Dulu bawain 6 acara. Masih bisa. 5 program ditambah menikah masih bisa. 5 program ditambah punya anak, nggak bisa. Artinya ada prioritas yang harus kita lakukan," katanya.

Sekarang, Eko membuat skala prioritas. Tidak bisa melakukan semua pekerjaan yang datang untuknya. "Sekarang prioritasin, politik iya, komando iya, kantor entertain iya, tapi prioritas saya keluarga. Gak perlu dia jadi apa apa punya rasa memiliki aja. Kata orang dulu tut wuri handayani. Saya seneng banget apa-apa makan malam sama keluarga," paparnya.

Dia bersyukur bahwa istrinya, Viona mengetahui kesibukan dan keinginannya. Karena itu, Viona bersedia undur diri dari entertaiment untuk menyeimbangkan prioritasnya. Sebagai balasan, Eko mantap menjadikan keluarga sebagai prioritas utama.

"Prioritas saya bukan pekerjaan tapi keluarga karena saya merasa dulu saya menomorsatukan pekerjaan dan menomor duakan keluarga. Viona sih tahu pekerjaan saya ibaratnya dulu saya kayak Raffi Ahmad dan Ruben Onsu dari pagi ketemu pagi. Kesadaran itu muncul dari saya. Gak mungkin nih sampe tua ke dunia entertain ngikutin keinginan pribadi dan ingetnya sama keluarga. Kemana-mana demen pergi sama keluarga. Aset buat saya adalah keluarga," jelasnya.

Eko Patrio (Foto: Bunga Ramadani, DI: Raga/VOI)

Jangankan keluarga inti, Eko bisa dibilang berhati lemah jika urusan untuk membantu. Kepada teman-teman yang sudah dianggap sebagai keluarga, Eko tak pernah segan memberikan bantuan.

Bukti yang sudah nyata adalah mendiang Vanessa Angel dan Nathalie Holscher. Eko tak pernah setengah-setengah membantu mereka.

"Vanessa dulu saya tahu dari kecil dan saya ngerti kesulitan dia dengan keluarga. Kamu di sini kamu besarin karir dan prestasi. Nih teman-teman kamu di kantor. Ga mungkin 24 jam ada saya. Sama kayak nathalie. Saya tahu dia banget dari sebelum married jadi SPG masih piyik 16-17 tahun dari kampung di Bandung. Ngobrol-ngobrol selalu ada kerjaan. Awal manggil bapak malah," kenangnya.

Nathalie bahkan menceritakan semua yang tgerjadi padanya. Termasuk ketika Sule mencoba mendekatinya.

"Ada kerjaan jadi bintang tamu terus udah gitu dia cerita dapet cowok gini. Eh mas alhamdulilah aku dideketin sama komedian, sama kayak mas pertamanya ada deh tapi kemudian dia kasih tau itu Sule," jelasnya.

Soal mualaf hingga berhijab, Eko juga diminta pertimbangan oleh Natahlie. "Aku pengin berhijab dan sebagainya. Pokoknya ini momentum bagus ya udah married. Ibadah tertinggi kan married dan punya anak. Selalu gitu," jelasnya.

Ketika Nathalie hendak bercerai, Eko juga diminta pertimbangan. Namun, dia tidak mau membocorkan kepada publik.

"Bukan karakter saya untuk membocorkan gini ada masalah Nathalie. Ya udah pertama dia mau cerai sayang dong. Nah ini lah golnya gak kuat. Dan dia cerita aku harus bagaimana nih. Kamu ke kantor deh. Kamu udah punya anak, jadi tulang punggung. Oma udah telpon juga minta bantu si Nathalie. Omanya kan tinggal di Belanda “Mas Eko tolong bantu Nathalie gini gini gini” “iya oma jangan nangis dong” biasalah ngobrol. Udah Nathalie masuk Komando," paparnya.

Eko Patrio (Foto: Bunga Ramadani, DI: Raga/VOI)

Pengalaman hidupnya yang harus berjuang dari keluarga sederhana membuatnya tak pernah pantas untuk sombong. Eko selalu punya keinginan untuk membantu orang yang kesusahan.

"Gini ya saya tuh berangkat dari orang susah, dari kampung terus tiba-tiba sekarang saya dikasih rezeki karier yang baik saya diajarin orang tua untuk lihat ke bawah. Saya selalu bantu teman-teman bukan hanya Vanessa dan Nathalie juga Ruben. Kita tahu ruben berangkat sama kayak saya. Kalo ngomongin teman-teman itu saya sedih bukan karena lihat penderitaan tapi flashback ke saya. Betapa susahnya gak ada yang memberi dukungan, capek banget ngerasain banget," katanya.

Sebagai akar kesuksesan, Eko tak pernah melupakan Patrio. Grup lawak yang membesarkannya selalu membuat kangen. Dia menjaga komunikasi dengan Akri dan Parto. Karen itulah Eko selalu menjaga komunikasi meskipun tak memiliki pekerjaan bersama.

"Kalo ditanya kangen sama Patrio gak… wah kangen banget. Karena mungkin cuma seperempat saya dapat rezeki mencari sendiri tapi tiga perempat dapetnya dari Patrio. 13 tahun bersama di acara program Ngelaba," jelasnya.

Saat itu, Eko setiap hari bertemu dengan Akri dan Parto. Mereka sudah menjadi keluarga.

"Itu udah keluarga banget buat saya dan membentuk saya jadi sesuatu yang tadinya nothing jadi something, dari zero jadi hero. Membanggakan. Kalo ditanya kangen ya kangen banget. Pernah ketemu? Sering," tegasnya.

Sampai sekarang komunikasi masih berjalan baik. Ucapan ulang tahun tak pernah telat, saling berkunjung jika sakit.

"Sekarang lebih banyak membangun keluarganya. Kalau main ya kita sadar diri udah artis muda lebih lucu dari kita ya kita mendoakan lebih baik lagi. Kalo ditanya mau main lagi sih ada cuman sebagai reuni aja iya, tapi ibadah cari duit lagi dari Patrio ya harus sesuatu yang baru tapi saya lihat tiga tiganya menikmati apa yang sudah didapat," katanya dengan puas.

Bahkan anak-anak mereka juga punya hubungan yang erat. "Amanda, Nayla, anaknya mas Akri berkumpul dan bikin konten gitu," jelasnya.

>

Seolah sudah mencapai semua keinginan duniawi, Eko Patrio memperbanyak syukur. "Sekarang yang saya terucap setiap hari kalau habis sholat, rasa syukur jadi saya sudah mensyukuri apa yang sudah saya dapat. Saya gak ada mimpi mau begini gitu aduh udah mensyukuri aja. Rezeki udah ada walaupun ga banyak. Keluarga sudah ada. Saya udah gak mikirin, udah gak ada. Ibadah dibanyakin, bantu orang sebanyaknya, ya itu disyukuri apa yang sudah saya dapat. Jadi udah gak ada mimpi mimpi yang apa gitu. Sangat gak ada," paparnya.

Kini, Eko cuma ingi mengelola apa yang sudah ada. Keluarga hingga perusahaan dikelola untuk memberi jalan bagi yang muda.

"Sekarang banyak anak muda di sini termasuk anak saya sudah ngurusin sini. Udah seneng. Udah bersyukur banget kayak gitu. Dikasih kesehatan alhamdulillah bersyukur, melewati covid sudah saya lewati. Jadi sekarang saya mensyukuri apa yang sudah saya dapet udah itu aja. Gak ada lagi, bener," tutupnya.