Indef Soroti Konsumsi Pemerintah Tumbuh Negatif di Triwulan II/2022

JAKARTA - Insitute for Development of Economics and Finance (Indef) menyoroti belanja pemerintah yang tidak optimal mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Seperti diketahui, ekonomi Indonesia pada triwulan II/2022 tumbuh positif 5,44 persen.

Sementara konsumsi pemerintah justru negatif -5,24 persen secara tahunan.

Wakil Direktur Indef, Eko Listiyanto mengatakan, kinerja konsumsi pemerintah berada di zona merah, di mana selama dua triwulan berturut-turut tumbuh negatif.

“Dua triwulan berturut-turut kinerja pengeluaran konsumsi selalu tumbuh negatif. Pada triwulan II 2022 pengeluaran konsumsi pemerintah tumbuh -5,24 persen yoy, melanjutkan raport merahnya di triwulan I 2022 yang juga tumbuh negatif sebesar -7,59 persen yoy,” katanya dalam diskusi virtual, Minggu, 7 Agustus.

Eko mengatakan, kinerja stimulasi belanja APBN yang tidak optimal mendorong perekonomian ini tentu sangat disayangkan, mengingat konsumsi pemerintah merupakan salah satu akseleran penting dalam memacu pemulihan ekonomi dari pandemi.

"Masalahnya, justru pada sisi belanja pemerintah inilah percepatan itu tidak terjadi,” jelasnya.

Kata Eko, penyebabnya adalah belanja negara sampai dengan akhir Juni 2022 mencapai Rp1.156,88 triliun atau 37,24 persen terhadap Pagu APBN 2022 atau turun 1,13 persen (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

“Jika dilihat lebih dalam pada realisasi Belanja Pemerintah Pusat juga mengalami penurunan pertumbuhan sebesar 0,82 persen (yoy). Hal ini disebabkan realisasi Belanja Barang dan Belanja Modal masih mengalami kontraksi masing-masing 20,75 persen dan 19,84 persen (yoy),” ucapnya.