Menikmati Waktu Luang dengan Bermalas-malasan, Menurut Ahli: Berkaitan dengan Produktivitas dan Kreativitas
YOGYAKARTA – Hari-hari disibukkan dengan mengejar waktu dan melunasi rencana yang sudah disusun, apakah Anda sempat menikmati waktu luang dengan bermalas-malasan? Ternyata, bermalas-malasan enggak bisa dianggap sepele.
Kadang, melawan kemalasan begitu sulit sehingga banyak tugas yang tertunda. Dorongan untuk selalu produktif, menjadikan kita sebagai budak waktu. Sampai-sampai waktu luang pun dibatasi bahkan tak punya waktu luang karena pekerjaan tak terbatas. Namun, mengisi waktu luang dengan bermalas-malasan memiliki manfaat bagi otak kita, menurut Nigel Barber, Ph.D., psikolog evolusioner dan penulis Why Parents Matter dan The Science of Romance.
Ketika sibuk, otak kita belum tentu melakukan banyak hal. Sebaliknya, ketika kita beristirahat dan melakukan beberapa aktivitas yang tampaknya tak ada artinya tetapi sebenarnya otak tak pernah istirahat untuk memecahkan masalah. Menurut Barber, bagian otak memecahkan masalah lebih aktif saat kita melamun.
Barber menyebut bahwa ‘pemikiran bawah sadar’ sebenarnya meningkatkan pengambilan keputusan. Selama periode ini, area otak sama aktifnya ketika sadar. Di luar kesadaran pun, otak bekerja secara mantab. Ini merupakan temuah ahli saraf yang menunjukkan bahwa kita memiliki potensi lebih kreatif jika kita menjalani kehidupan yang santai daripada jika kita terus-menerus sibuk dan tergesa-gesa.
Lebih menakjubkan lagi, temuan tersebut menunjukkan bahwa orang-orang kreatif membutuhkan waktu senggang. Ketika mereka sedang melamun, maka ide-ide dan produk-produk baru muncul. Salah satu cara untuk mencapai ketenangan batin, yaiitu melamun, adalah dengan menarik diri dari orang lain. Mungkin inilah mengapa introvert ambil peran besar pada kreativitas. Bukan berarti interaksi sosial tidak berperan. Interaksi membantu untuk mendorong dan dalam aspek kolaboratif.
Menikmati waktu bermalas-malasan bisa disesuaikan dengan preferensi masing-masing orang. Kalau Anda lebih suka berada di rumah, rebahan bersama keluarga atau menyendiri di balkon menikmati diterpa angin, Anda bisa melakukannya. Cara lain, Barber menyebut bisa bermalas-malasan di ‘ruang ketiga’. Ruang ketiga ialah ruang selain rumah dan tempat kerja, misalnya café, public space, dan destinasi liburan. Bersama rekan atau kolaborator di ‘ruang ketiga’, Anda bisa sharing tentang ide-ide kreatif atau mempromosikan gagasan.