Wow! Ramalan Sri Mulyani dan Gubernur BI Terbukti Hari Ini, Soal Apa?

JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini Jumat, 5 Agustus secara resmi telah mengumumkan tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2022 berada di angka 5,44 persen secara tahunan (year on year).

Torehan ini jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan pencapaian kuartal I 2022 yang kala itu berada di level 5,01 persen yoy.

Hasil tersebut secara konsisten meningkat sejak awal tahun dan menjadi modal positif dalam mengarungi paruh kedua hingga Desember mendatang.

Perlu diingat bahwa terdapat beberapa faktor yang membuat bukuan di kuartal II begitu spesial.

Pertama, baseline pertumbuhan ekonomi sebenarnya berada di tingkat yang cukup tinggi jika menilik capian triwulan II 2021 yang kala itu tumbuh 7,07 persen yoy.

Kedua, hasil gemilang yang baru saja diraih merupakan bukti ketahanan ekonomi Indonesia yang cukup terjaga.

Pasalnya, situasi ketidakpastian yang terus berlanjut di tengah lonjakan inflasi dan peningkatan harga bahan pangan membuat tekanan lebih besar dari sebelumnya.

“Pemerintah cukup jeli untuk mengendalikan inflasi melalui subsidi sekaligus mempertahankan momentum pertumbuhan ekonomi,” kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam jumpa pers secara virtual dari kantornya di Jakarta.

Namun tahukah pembaca bahwa kinerja perekonomian yang moncer sebenarnya telah diramal oleh Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani dan Gubernur Bank Indonesia (BI) beberapa waktu lalu?

Dalam pemberitaan VOI sebelumnya, Menkeu menyatakan bahwa pemerintah optimistis jika laju produk domestik bruto (PDB) bisa melebihi level 5 persen yoy.

“Kami memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua akan di atas 5 persen,” ujarnya awal pekan ini.

Senada, Gubernur Bank Indonesia menyuarakan hal yang sama. Bedanya, bos BI itu lebih merinci besaran angka yang diperkirakan bisa dicapai.

“Kami perkirakan pertumbuhan untuk triwulan II ini bisa 5,05 persen,” tutur dia.

Benar saja, ramalan pimpinan fiskal dan moneter itu terjadi hari ini dan malahan lebih tinggi dari proyeksi.

Untuk diketahui, pemerintah melalui Kementerian Keuangan menargetkan pertumbuhan ekonomi di sepanjang tahun ini berada di kisaran 4,8 persen hingga 5,2 persen. Sementara bank sentral membidik laju pertumbuhan bisa di angka 4,5 persen sampai dengan 5,3 persen.

Sebagai catatan, tingginya rentang pertumbuhan ekonomi yang menjadi target merupakan indikasi tersendiri atas ketidakpastian yang tengah berlangsung.