Investasi Asing Turun Tajam, Sri Mulyani: Kita Andalkan Domestik!
Ilustrasi (dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani, menyatakan bahwa pemerintah Indonesia kini semakin mengandalkan pasar domestik dalam setiap penerbitan obligasi. Strategi itu diambil, diantaranya, lantaran peran investor asing terpantau menurun tajam, menjadi 19 persen.

"Jadi kami memperdalam pasar obligasi di dalam negeri, dan itu juga menciptakan keseimbangan eksternal yang jauh lebih stabil dan kuat," ujar Sri Mulyani, dalam Bloomberg Asean Business Summit, di Jakarta, sebagaimana dilansir Antara, Rabu, 16 Maret.

Pendalaman pasar obligasi domestik, menurut Sri Mulyani juga membuat imbal hasil obligasi pemerintah Indonesia menjadi lebih menarik dibanding surat utang Amerika Serikat (AS) yang saat ini jarak imbal hasilnya mulai semakin menyempit.

Selain itu, dijelaskan Sri Mulyani, pembiayaan defisit anggaran juga masih bisa dilakukan oleh Bank Indonesia (BI) berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) Gubernur BI dan Menteri Keuangan, di mana bank sentral bertindak sebagai pembeli siaga obligasi pemerintah dan bisa membelinya di pasar perdana.

"Jadi kombinasi ini sebenarnya memberikan kami kemampuan untuk mengelola, terutama ketika pasar luar negeri masih dalam kondisi yang sangat tidak menguntungkan seperti saat ini," turut Sri Mulyani.

Namun demikian, meski lebih mengandalkan pasar domestik, Sri Mulyani juga menuturkan bahwa opsi pembiayaan defisit dari luar negeri masih sangat terbuka, antara lain seperti melalui Samurai Bond dan kebijakan pinjaman yang berasal dari bank pembangunan multilateral.

Langkah tersebut memberikan pilihan, meski situasi saat ini mengharuskan pemerintah Indonesia menjaga dan mengelola pembiayaan dengan sangat hati-hati lantaran terdapat batas yang telah ditetapkan.

"Tentu saja karena defisit yang kami harapkan akan menurun cukup signifikan, itu juga mengurangi tekanan pada pembiayaan anggaran," tegas Sri Mulyani.