Ditegur Guru karena Tidak Pakai Jilbab, Siswi SMPN 46 Jaksel Tertekan Sampai Tidak Masuk Sekolah
JAKARTA – Salah satu siswi di SMP Negeri 46 Jakarta Selatan mengalami tekanan psikologis usai mendapat teguran dari gurunya untuk mengenakan jilbab. Siswi berinisial R itu dilaporkan tidak masuk sekolah karena merasa tidak nyaman.
DN (24), pihak keluarga R, menjelaskan bahwa peneguran yang dilakukan gurunya kepada R terjadi di depan teman-temannya. Sehingga membuat R tersudutkan.
"Sudah ada dua guru yang menegur mengenai kerudung, teguran seperti “R kamu kan muslim pake kerudung ya”. Guru yang lain bahkan menegur di depan kelas, sehingga teman-teman R melihat dan mendengar teguran yang diberikan kepada adik saya," kata DN.
Ia juga mengatakan, akibat teguran guru dihadapan teman-temannya membuat R merasa tidak nyaman masuk ke sekolah.
"Teguran dari guru-guru tersebut yang membuat adik saya tertekan dan menjadi tidak nyaman untuk sekolah," sambungnya.
Dalam kesempatan itu, DN menilai jika teguran yang dimasud guru di SMPN 46 Jakarta adalah untuk kebaikannya adiknya. Menurutnya, cara penyampaian guru di depan teman-temannya yang dinilai tidak tepat. Sehingga siswi usia 13 tahun itu justru merasa tertekan dan malu tehadap teman-temannya.
"Saya tahu maksud gurunya baik, mengingatkan sebagai umat muslim. (Tapi) Adik saya ini memang dari hatinya belum siap memakai kerudung, maka situasinya menjadi seperti saat ini," katanya.
Baca juga:
- Karyawan di Gedung Asean Ditemukan Meninggal di Atap Bangunan
- PN Tangerang Terima Berkas Kasus Indra Kenz Beserta Mobil Ferari dan Tesla
- Mayat Wanita Dalam Karung Ternyata Dibunuh Suaminya, Polisi Tangkap Pelaku Usai Mendapat Identitas Korban
- Usut Mayat Perempuan dalam Karung di Kabupaten Serang, Polisi Tunggu Hasil Visum
"Walaupun pada akhirnya nanti adik saya akan memakai kerudung atau tidak, hanya saja saya concern (focus-red) ke kenyamanan adik saya, kasihan anak yang niatnya mau sekolah malah tidak merasa nyaman," tambahnya.
Atas kejadian itu, DN mengaku telah melaporkan persoalan itu ke Dinas Pendidikan. Hal ini dilakukan agar pihak bersangkutan dapat menindaklanjuti.
"Saya juga sudah dihubungi dinas pendidikan juga sekolah, dan kasus ini sudah saya anggap selesai. Namun saya harapkan kasus yang menimpa adik saya ini tidak terulang kepada adik saya lagi dan anak-anak lainnya," tutupnya.