Duh! BI Perkirakan Inflasi Cuma 4,8 Persen, Tapi Kini Ambrol Sampai 4,9 Persen

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) merupakan salah satu lembaga makro finansial yang sangat concern terhadap pergerakan inflasi. Hal ini didasarkan pada tugas utama BI dalam menjaga stabilitas moneter di Tanah Air.

Terbaru, bank sentral disebutkan telah memperkirakan laju inflasi periode Juli 2022 secara tahunan (year on year/yoy) sebesar 4,8 persen. Akan tetapi realisasi yang terjadi menurut data Badan Pusat Statistik (PBS) mencapai 4,94 persen.

Hal ini diungkap langsung oleh Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam sebuah konferensi pers awal pekan ini.

“Inflasi sekarang sebagaimana laporan BPS yang sebesar 4,94 persen dekat dengan perkiraan BI pada bulan Juli yang sebesar 4,89 persen,” ujarnya usai rapat berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dikutip Selasa, 2 Agustus.

Menurut Perry, tingginya realisasi inflasi bulan lalu disebabkan oleh dominasi komponen harga pangan, yaitu 11,74 persen yoy.

“Ini karena adanya gangguan pasok dari luar negeri dan di dalam negeri sendiri ada faktor cuaca,” tutur dia.

Meski demikian, Perry meyakini kondisi akan semakin membaik dalam beberapa bulan ke depan seiring dengan meningkatnya pasokan yang ada.

“Pemantauan kami dari 46 kantor perwakilan di seluruh Indonesia menunjukan untuk periode Agustus, September, Oktober hingga akhir tahun pasokan akan meningkat. Kondisi ini akan menjadikan inflasi semakin menurun,” jelas dia.

Sebagai informasi, Bank Indonesia merupakan salah satu institusi yang cukup agresif dalam melihat perkembangan inflasi. Sebagai contoh pada penghujung Mei lalu BI sempat menyatakan bahwa level inflasi akan melewati target yang ditetapkan, yakni 3 persen plus minus 1 persen.

Benar saja, pada 1 Juli 2022 BPS melaporkan bahwa tingkat inflasi secara tahunan telah menembus 4,35 persen . Kemudian dalam rilis terbaru Badan Pusat Statistik awal pekan ini, disebutkan bahwa inflasi sudah mencapai 4,94 persen.

Otoritas moneter sendiri masih belum mengambil kebijakan untuk mengerek suku bunga acuan dari level 3,50 persen mengingat perkembangan inflasi inti masih dalam kondisi terjaga.