Polisi Masih Selidiki Rumah Jagal Anjing di Surabaya

SURABAYA - Polrestabes Surabaya masih menyelidiki kasus jagal anjing di Jalan Pesapen, Sumur Welut, Lakarsantri, Surabaya.

Penyelidikan dilakukan setelah polisi bersama Komunitas Animals Hope Shelter (AHS) menggerebek sebuah rumah jagal anjing itu pada Minggu, 31 Juli.

Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Mirzal Maulana, mengatakan saat ini pihaknya sedang memeriksa kedua orang pengelola rumah jagal daging anjing tersebut.

"Dari laporan masyarakat, kami sudah bersama-sama mengecek lokasi dengan komunitas pecinta hewan. Temuan tersebut ditindaklanjuti dengan pendalaman pemeriksaan terhadap pemilik dan pihak-pihak terkait," kata Mirzal, dikonfirmasi, Senin, 1 Agustus.

Sementara itu, Komunitas Pecinta Satwa Animals Hope Center, Christian Joshua Pale, menjelaskan awal mula mencuatnya jagal anjing tersebut. Ia mengetahui ketika pihaknya bersama polisi menggerebek tempat jagal anjing, setelah mendapat informasi dari seorang follower-nya di media sosial.

Informasi yang dia dapat menyebut ada sejumlah rumah jagal anjing di Surabaya yang telah beroperasi puluhan tahun. Ia pun melakukan penelusuran.

"Kemudian saya coba investigasi ulang di Surabaya selama seminggu. Akhirnya ketemulah salah satu di Pesapen," kata Joshua.

Dalam penelusurannya, Joshua berpura-pura menjadi calon pembeli olahan daging anjing itu ke sang penjagal. Dari sana, dia mengetahui harga daging anjing dijual Rp80 ribu per kilogram.

"Saya menyamar untuk membeli, mereka jual per kilo Rp80 ribu, satu ekor bisa sampai 14 kilogram -12 kilogram tergantung berat badannya," ujarnya.

Setelah memastikan lokasi rumah jagal anjing itu, Joshua pun melaporkan temuannya ke Polsek Lakarsantri. Namun laporannya diteruskan ke Polrestabes Surabaya dan diterima dengan nomor LP/B/862/VII/2022/SPKT/POLRESTABES SURABAYA/POLDA JAWA TIMUR.

"Akhirnya kami buat laporan ke Polsek Lakarsantri, tapi kemudian dialihkan ke Polrestabes Surabaya," katanya.

Saat penggerebekan, lanjut Joshua, Polrestabes Surabaya, menemukan empat ekor anjing yang diikat dalam karung.

"Ada empat yang masih hidup, mereka disekap di dalam karung, kakinya diikat, mulutnya diikat, mereka juga luka karena dipukul," ujarnya.

Selain empat ekor anjing yang ditemukan hidup, Joshua juga menemukan enam karung lain yang diduga bekas digunakan sebagai tempat anjing yang sudah dipotong.

Kini empat anjing yang hidup itu telah dievakuasi di tempat yang aman, untuk dirawat. Kondisi mereka, kata Joshua, mengalami stress.

"Mereka trauma, ada yang luka, mereka dipaksa masuk karung, tulang kakinya bermasalah. Kami sudah evakuasi mereka di tempat kami," katanya.