Pipis Batal Dilempar Tapi Disiram, Blok Politik Pelajar Tetap Gelar Aksi di Kantor Kominfo
JAKARTA - Kelompok Blok Politik Pelajar (BPP) batal menggelar aksi lempar "botol pipis" bareng-bareng ke kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Aksi itu buntut dari pemblokiran sejumlah aplikasi dan situs oleh Kominfo.
Meski seruan lempar "botol pipis" bersama urung dilakukan, Blok Politik tetap menjalankan aksi sendiri di Gedung Kominfo, Jakarta Pusat, pada 1 Agustus.
"Kami tetap bertanggung jawab dengan datang ke lokasi dan melakukan aksi menyiram air pipis di Gedung Kemkominfo," tulis pernyataan Blok Politik Pelajar dalam akun Instagramnya, @blokpolitikpelajar, Senin 1 Agustus.
Menurut Blok Politik, aksi ini merupakan luapan kekesalan terhadap kebijakan Kominfo yang memblokir sejumlah platform digital, seperti Steam, CSGO, Yahoo, Origin (EA), Steam, Dota, Xandr.com, Paypal hingga Epic Games.
Kominfo berdalih pemblokiran lantaran sejumlah aplikasi dan situs itu tidak terdaftar secara resmi di data pemerintah berdasarkan tenggat yang diberikan pada Rabu 20 Juli.
Maka dengan begitu, pemblokiran dilakukan Kominfo berdasarkan ketentuan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 5 Tahun 2020 tentang PSE Lingkup Privat
"Pemblokiran itu berdampak pada kerugian bagi pekerja digital. Air pipis ini sebagai simbol bahwa Kominfo lebih pantas jadi WC ketimbang mengurus persoalan publik," lanjut pernyataan.
Baca juga:
- Ruhut Sitompul Sebut Ditahannya 4 Tersangka Kasus ACT Berdampak pada Kegiatan Kadrun
- Cegat Angkot di Pinggir Jalan, Nostalgia Ganjar Pranowo dan Istri di Purbalingga Terwujud, Sempat Dicurhati Sopir
- Menkominfo Ungkap 3 Dari 7 Situs yang Diblokir Tak Diketahui Asalnya
- Palang Pintu dan Musik Hadroh Buka Jalan PKS Masuk KPU Daftar Peserta Pemilu 2024
Dalam aksi ini tidak ada korban penangkapan, korban kekerasan dari pihak manapun, dan kerusakan seperti yang ditudingkan oleh Koalisi dalam rilisnya.
"Hal ini juga merupakan pesan pada Publik manapun bahwa kemarahan kepada Kekuasaan, terkhusus Kominfo tidak dapat dibendung. Semoga kita bisa menuangkan kegeraman ini beramai-ramai, di kemudian hari," demikian pernyataan.