Bisa Tingkatkan Perekonomian DPR Minta Mahasiswa Pecahkan Masalah Energi Fosil
JAKARTA - Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto mengatakan pihaknya mendorong mahasiswa sebagai generasi muda agar terus melakukan inovasi untuk memecahkan persoalan energi fosil dan transformasi energi baru terbarukan (EBT).
“Saya mendorong agar adik-adik mahasiswa untuk terus inovatif memecahkan persoalan energi fosil dan bertransformasi menuju EBT,” kata Sugeng dalam sesi bincang-bincang Formula Electric Student bertajuk “Kendaraan Listrik dan Renewable Energy” sebagai bagian dari perhelatan PEVS 2022, dikutip melalui siaran pers, Minggu 24 Juli.
Ia menjelaskan bahwa EBT memiliki manfaat antara lain menurunkan emisi dan menyerap tenaga kerja. Menurut Sugeng, Indonesia memiliki potensi EBT melimpah hingga 420 GW.
Untuk energi surya, Sugeng mengatakan Indonesia memiliki potensi sebesar 3000 GW, sementara total listrik se-Indonesia baru mencapai 65 GW. EBT lain yang dimiliki Indonesia juga termasuk hidro, bioenergi, bayu, panas bumi dan laut.
Ia menyebutkan bahwa nilai investasi EBT dari Foreign Direct Investment sebesar 13,3 triliun dolar AS untuk investasi new power generation assets hingga 2050 secara global.
“EBT dapat meningkatkan keuntungan ekonomi tiga sampai dengan delapan kali lipat, dan cadangan nikel Indonesia menjadikan Indonesia pemain kunci global untuk industri baterai listrik sebagai komponen utama era elektrifikasi,” kata Sugeng.
Ia mengatakan energi fosil (minyak, gas dan batu bara) pada hari ini menimbulkan problem sistemik karena bersifat polutif, keberadaan yang semakin terbatas, dan rentan dalam harga internasional yang sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor termasuk faktor politik. Menurut Sugeng, Indonesia bertekad untuk mengurangi emisi karbon.
“Kendaraan listrik roda empat, roda dua atau kendaraan listrik yang lebih besar sangat penting sekali untuk menekan karbon dan sekaligus mengurangi penggunaan BBM,” ujarnya.
Baca juga:
Ia menambahkan bahwa saat ini bahan bakar minyak (BBM) Indonesia sangat tergantung dari impor dan berimplikasi pada APBN berjumlah Rp426 triliun, sedangkan subsidi APBN diperkirakan akan naik menjadi Rp502 triliun pada 2023.
Sugeng mengatakan Indonesia harus bersepakat untuk menekan serendah mungkin karbon yang muncul dari energi fosil. Menurutnya, saat ini Indonesia baru kurang lebih 14 persen memanfaatkan EBT.
“Dengan adanya perubahan suhu yang sangat signifikan, sehingga perlu untuk menekan penggunaan energi fosil dan meningkatkan penggunaan EBT. Adanya kendaraan listrik akan sangat membantu menekan konsumsi BBM,” tegas Sugeng.
Di sisi lain, Sugeng juga mendukung perhelatan PEVS 2022 karena mampu memamerkan hasil karya kendaraan listrik mahasiswa Indonesia dan industri dalam negeri.
Berbagai kebijakan pemerintah juga disediakan untuk mendukung ekosistem kendaraan listrik di Indonesia, salah satunya pengguna kendaraan listrik tidak terkena peraturan ganjil genap saat melintas di jalan, kendaraan listrik yang bebas biaya masuk, dan dukungan penuh kepada industri dalam negeri untuk menciptakan seluruh komponen kendaraan listrik.