DKI Jakarta Level 3 Transmisi Penularan COVID-19, DPR: Ini Alarm untuk Waspada, Jangan Anggap Enteng

JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR Rahmad Handoyo menilai penetapan level 3 transmisi komunitas penularan COVID-19 di Provinsi DKI Jakarta oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merupakan alarm bagi semua pihak untuk waspada.

Menurutnya, kenaikan kasus jangan dianggap enteng semua pihak.

"Saya kira ini menjadi alarm ya, jadi pemerintah pusat, terkhusus lagi pemda, juga kepada semua pihak untuk kita harus sikapi dengan kewaspadaan," ujar Rahmad Handoyo kepada wartawan, Minggu, 17 Juli.

"Jangan anggap enteng, jangan anggap bahwa ini hal biasa, terlebih bahwa WHO sudah menetapkan atau menilai penilaian bahwa level 3 itu adalah level sedang dengan rujukan per 100.000 ada 73 warga yang terpapar COVID-19 per hari," lanjutnya.

Handoyo mengingatkan, pemerintah tidak menganggap sepele peringatan WHO ini.

Pemerintah, kata dia, harus berpikir untuk mulai menarik tuas rem terkait protokol kesehatan di Indonesia.

"Kita tak boleh anggap suatu catatan ringan atau sepele. Ini kita anggap peringatan alarm yang dibunyikan WHO untuk Pemerintah DKI Jakarta dan seluruh jajaran untuk meningkatkan kewaspadaan. Mulai tarik tuas rem yang tadinya kita tetap gunakan gas and rem, kita sekarang perlu gunakan tuas rem kita tarik, agar situasi level sedang tidak tambah besar," imbaunya.

Politikus PDIP itu mengakui, level 3 ini memang didominasi varian Omicron.

Meski Omicron tidak membebani RS, kata Rahmad, pemerintah tidak boleh menganggap ini sebagai kejadian biasa.

"Harus diakui tingkat kematian tidak tinggi dibanding Delta, tapi saya kira sikap ini harus dikedepankan jangan dianggap enteng tapi disikapi dengan kehati-hatian," tegasnya.

Legislator Jawa Tengah itu mengimbau, agar perintah Presiden Jokowi untuk kembali bermasker dilakukan oleh semua pihak.

Dia juga meminta pemerintah menjaga tracking dan tracing kembali. Selain itu, perlu mulai dipertimbangkan menaikan level PPKM di Jabodetabek berkaitan dengan peringatan WHO tersebut.

"Apa perlu tidaknya level PPKM? Kenapa tidak tingkatkan level, meski implikasi ke ekonomi, tapi kita juga harus pahami lebih baik sedia payung sebelum hujan, meski kekebalan kita sudah cukup terbentuk di DKI dan sekitarnya, saya kira itu perlu dipertimbangkan untuk tingkatkan level," pungkas Rahmad.