Panduan Memahami Berbagai Dinamika Pemilu AS dalam Tiga Hari Belakangan
JAKARTA - Proses penghitungan suara Pemilu Amerika Serikat (AS) masih berjalan. Dinamika luar biasa terjadi. Apa saja perkembangan penting dari Pemilu AS yang secara resmi dimulai tiga hari lalu, 4 November?
Berbeda dari pemilu sebelumnya, proses penghitungan suara, terutama di Michigan, Nevada, dan Pennsylvania terlambat dari pada area lainnya.
Di Pensylvannia, contohnya. Badan legislatif yang dikendalikan Partai Republik menolak mengubah undang-undang yang mengizinkan pejabat pemilihan daerah mulai menghitung surat suara sampai jam 7 pagi.
Hal tersebut membuat petugas pemilu lokal dengan segunung surat suara tidak bisa langsung menyelesaikan penghitungan suara karena waktunya yang dibatasi. Ketika proses penghitungan masih berlangsung, banyak drama yang terjadi.
Klaim kemenangan Trump
Pada 4 November pagi, Donald Trump mengklaim kemenangan, melakukan siaran langsung untuk mengumumkan bahwa dia sudah menang. Padahal penghitungan suara belum selesai. Ia juga mengancam mengambil tindakan hukum terhadap suara untuknya yang belum dihitung.
"Terus terang, kami memang memenangi pemilihan ini," ujar Trump.
Saat itu juga, dalam keadaan tegang karena penghitungan di swing states masih berjalan dan posisi kedua kandidat belum tetap, Trump berbicara di depan sekitar 150 tamu yang hanya sedikit dari mereka menggunakan masker. Donald Trump Jr, Ivanka Trump dan anggota keluarga lainnya duduk di barisan depan.
“Jutaan dan jutaan orang memilih kami malam ini, dan sekelompok orang yang sangat sedih sedang mencoba untuk mencabut hak kelompok orang tersebut dan kami tidak akan mendukungnya,” kata Trump dengan teriakan dan sorakan.
Sementara itu, Joe Biden, kandidat yang tengah unggul mengambil keputusan untuk tetap tenang. Joe Biden mempertahankan kemenangannya di serangkaian negara bagian penting yang cukup untuk memberinya kursi kepresidenan.
Saat menyampaikan pidato singkat pada 4 November sore, Biden mengatakan bahwa jelas pihaknya yang memenangi cukup banyak negara bagian untuk mencapai 270 suara elektoral yang diperlukan untuk mendapatkan kursi kepresidenan.
"Saya di sini bukan untuk menyatakan bahwa kami telah menang," kata Biden, "Tapi saya di sini untuk melaporkan ketika penghitungan selesai, kami yakin kami akan menjadi pemenang."
Kepercayaan diri Biden bukan tanpa alasan. Mengutip The Guardian, Biden berhasil meraih kemenangan di beberapa swing states, yaitu Arizona, Michigan, dan Wisconsin. Nevada belum menyelesaikan penghitungan suara, namun diperkirakan akan dimenangi Biden. Trump sempat memimpin di Georgia, sebelum akhirnya berhasil disalip Biden.
Gugatan hukum Trump
Kekalahan di daerah tersebut dianggap kecurangan oleh Trump. Tim kampanye Trump lalu melayangkan tuntutan hukum di Georgia, Michigan, Nevada dan Pennsylvania. Hakim di Georgia dan Michigan dengan cepat menolak tuntutan tersebut.
Nevada juga menyatakan menolak setiap tantangan hukum yang diajukan tim kampanye Trump terhadap hasil pemilu. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Jaksa Agung dari Partai Demokrat Aaron Ford.
"Kami merasa sangat kebal. Jika Anda melihat rekam jejak yang telah kami buat terhadap Tuan Trump," kata Ford. "(Trump) menggugat kami dua kali, mungkin tiga kali. Setiap itu juga kami bisa bekerja sama dengan jaksa wilayah dan mengalahkan tuntutan hukum itu."
Keriuhan di jalan dan media sosial
Donald Trump juga menuding adanya kecurangan lewat akun media sosialnya. Akibatnya, Twitter memberi peringatan terhadap Trump dan melabeli kicauan Trump sebagai konten yang berpotensi menyesatkan.
Pecegatan konten ini bukan yang pertama. Sebelumnya, Twitter dan Facebook juga mengambil tindakan tegas dengan menurunkan unggahan Trump yang menuding Mahkamah Agung AS terkait pemungutan suara di Pennsylvania.
Pendukung Trump juga tidak terima atas kekalahan tersebut. Aksi unjuk rasa digelar di Phoenix pada Rabu, 4 November malam. Beberapa di antaranya dilaporkan membawa senjata.
Mereka sempat mencoba menuju pusat tempat penghitungan sebelum akhirnya diminta untuk pergi. Para peserta unjuk rasa merupakan campuran pendukung Trump dan beberapa tokoh sayap kanan yang akrab dengan demonstrasi di negara bagian itu.
Berbeda dengan protes di Michigan dan Pennsylvania, di mana para pendukung Trump menyerukan penghitungan suara dihentikan, pengunjuk rasa di Phoenix meneriakkan "hentikan pencurian!" dan menuntut agar surat suara yang tersisa ditabulasi. Sementara, di Seattle, Portland, dan Oregon, ratusan orang turun ke jalan menuntut penghitungan penuh semua surat suara dan penghentian gugatan pengadilan Trump.
Suasana semakin memanas saat Trump, pada Kamis, 5 November malam mengirim sinyal bahwa dia tidak berniat meninggalkan kekuasaan tanpa perlawanan jika akhirnya kalah dalam pemilu. Hal tersebut merupakan pernyataan paling berbahaya dalam sejarah Amerika.
Baca juga:
"Ini adalah kasus di mana mereka mencoba mencuri suara," kata Trump, yang berbicara selama sekitar 15 menit di ruang rapat Gedung Putih.
Sementara, Biden seperti biasa menyampaikan pidato singkat yang dimaksudkan untuk memproyeksikan optimisme dan mendesak kesabaran dalam penghitungan suara yang masih berlangsung. "Di Amerika, pemungutan suara itu sakral. Begitulah cara rakyat negara ini mengekspresikan keinginan mereka," kata Biden.
Perkembangan terakhir pada pukul 16.30 WIB, Joe Biden masih memimpin dengan suara elektoral sebesar 264 suara dan Trump 214 suara, menurut The Guardian. Setiap kandidat harus meraih 270 suara elektoral untuk memenangkan kursi kepresidenan.
Surat suara masih dihitung di beberapa negara bagian utama. Petugas pemilu di Pennsylvania menyanggupi dapat menyelesaikan sebagian besar penghitungan yang luar biasa pada Jumat, 6 November.