AS Ingin Akuntabilitas Kasus Kematian Abu Akleh, Gedung Putih: Ia Warga Negara Amerika

JAKARTA - Amerika Serikat menyerukan pertanggungjawaban atas kematian jurnalis Al Jazeera Palestina-Amerika Shireen Abu Akleh, yang tewas tertembak saat tentara Israel melakukan penyerbuan di Jenin, Tepi Barat.

Washington sebelumnya telah menyimpulkan, Shireen Abu Akleh mungkin terkena peluru Israel dan mengatakan tidak ada alasan untuk percaya bahwa itu disengaja.

Berbicara kepada wartawan di atas Air Force One di sela-sela kunjungan Presiden Joe Biden Israel pada Hari Rabu, Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengulangi posisi itu, tetapi mengatakan Washington tidak menganggap kasus itu selesai.

"Pemerintah, atas arahan presiden, telah sangat terlibat dalam membantu mencoba menentukan apa yang sebenarnya terjadi di sekitar keadaan tragis kematiannya," katanya, melansir Reuters 14 Juli

"Harus ada upaya yang dilakukan dalam pertanggungjawaban dan memastikan bahwa kami menemukan cara untuk menyimpulkan bab ini secara adil. Ini adalah seseorang yang adalah seorang jurnalis, warga negara Amerika. Presiden, menteri luar negeri, seluruh tim berduka atas kejadian ini untuk keluarga," sambung Sullivan.

Sullivan mengatakan, Menteri Luar Negeri Antony Blinken telah berbicara dengan keluarga dan mengundang mereka ke pertemuan di Washington.

Diketahui, Abu Akleh, seorang jurnalis Palestina-Amerika yang bekerja untuk jaringan Al Jazeera, ditembak di kepala pada 11 Mei saat melaporkan serangan Israel di Kota Jenin di Tepi Barat yang diduduki.

Sementara itu, Anton Abu Akleh, saudara laki-laki jurnalis yang terbunuh, mengatakan kepada Al Jazeera pada Hari Rabu, bahwa dia menyambut undangan Blinken.

"Kami berharap pemerintah AS akan memperbaiki laporan sebelumnya dan mengeluarkan yang baru berdasarkan fakta," harapnya.

Diberitakan sebelumnya, Israel mengatakan orang-orang bersenjata Palestina bentrok dengan pasukannya di lokasi kematian Abu Akleh, sehingga sulit untuk menentukan keadaan yang tepat, tetapi pasukannya tidak menembaknya dengan sengaja.

Tinjauan atas insiden tersebut oleh kantor hak asasi manusia PBB memberikan dukungan kepada kesaksian bahwa Abu Akleh dibunuh oleh tembakan Israel.

Warga Palestina mengatakan luka tembak di kepalanya dan bukti lain menunjukkan dia sengaja menjadi sasaran. Mereka telah berjanji untuk melanjutkan kasus ini ke Pengadilan Kriminal Internasional.

Mereka percaya dia dibunuh dengan sengaja oleh pasukan Israel. Israel menyangkal tentaranya menembaknya dengan sengaja, dan mengatakan dia mungkin terbunuh oleh tembakan tentara yang salah atau tembakan yang ditembakkan oleh seorang pria bersenjata Palestina.

Usai dari Israel, Presiden Biden rencananya akan ke Tepi Barat, untuk bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas. Itu akan menjadi yang pertama antara seorang Presiden AS dan seorang pemimpin Palestina sejak Pemerintahan Barack Obama.