Premier Oil Temukan Cadangan Migas di Blok Andaman II, Ini Besarannya

JAKARTA - Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Premier Oil, operator blok Andaman II yang terletak 150 km lepas pantai Aceh menemukan cadangan minyak dan gas bumi (migas).

Penemuan tersebut diperoleh setelah Premier Oil menyelesaikan pengeboran sumur eksplorasi Timpan-1 pada kedalaman air 4.245 kaki.

Sumur di bor secara vertikal total pada kedalaman 13.818 kaki di bawah laut.

Berdasarkan pengujian, sumur mengalirkan gas sebesar 27 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) dan 1.884 barel kondensat per hari (BOPD).

Premier Oil Andaman Ltd. akan segera melakukan studi evaluasi post drill untuk menentukan langkah eksplorasi selanjutnya dalam usaha

mengkomersialisasikan penemuan ini di lepas pantai cekungan Sumatera Utara.

Deputi Perencanaan SKK Migas Benny Lubiantara menyampaikan apresiasi kepada jajaran SKK Migas terkait dan Premier Oil atas kerja keras dan sinergi yang dilakukan sehingga berhasil ditemukan cadangan minyak dan gas bumi di Blok Andaman II.

“Komitmen kita bersama untuk mendorong eksplorasi di tahun 2022 yang lebih masif dibandingkan tahun lalu telah membuahkan hasil yang positif. Penemuan ini tidak hanya kabar yang menggembirakan bagi Premier Oil sebagai operator, tetapi juga bagi industri hulu migas secara keseluruhan karena akan memberikan kontribusi bagi upaya pencapaian target 2030 yaitu produksi minyak 1 juta BOPD dan gas 12 miliar kaki kubik feet per hari (BSCFD) ”, ujar Benny melalui keterangan resmi, Selasa 12 Juli.

Lebih lanjut Benny menyampaikan bahwa SKK Migas di masa mendatang akan mendorong Premier Oil untuk melakukan pengeboran di struktur lain di Blok Andaman yang memiliki sejumlah struktur serupa.

“Setelah penemuan dari pengeboran sumur Timpan-1 yang dilakukan pada satu struktur, saya mendapatkan laporan Premier Oil akan fokus pada struktur-struktur di area barat yang memiliki play yang sama dengan yang discovery sekarang ini. Ini adalah kabar yang menggembirakan, dan optimis kedepannya akan ditemukan lagi cadangan migas di blok ini," ujar Benny.

“Eksplorasi di offshore Aceh telah berakhir di tahun 2012 atau 10 tahun yang lalu, Premier Oil kembali melakukan eksplorasi setelah melihat potensi yang sangat baik di blok ini, dan kita peroleh kabar baik dengan ditemukannya migas. Seiring dengan akan dimulainya pembahasan work, program & budget (WPnB) tahun 2023, maka SKK Migas akan mendorong Premier Oil untuk kembali melakukan investasi di blok ini, agar dapat ditemukan discovery di masa mendatang," imbuh Benny.

Untuk penemuan hasil pengeboran sumur eksplorasi Timpan-1, SKK Migas segera mengoordinasi dengan KKKS Premier Oil agar temuan yang ada dapat segera ditindaklanjuti dalam upaya mengkomersialkan temuan ini sehingga akan berdampak positif bagi peningkatan produksi migas nasional.

Penemuan oleh KKKS Premier Oil yang merupakan anak usaha Harbour Energy, salah satu perusahaan migas dunia negara Inggris yang memiliki participating interest sebesar 40 persen sekaligus menjadi operator, BP 30 persen dan Mubadala Petroleum 30 persen menunjukkan bahwa potensi hulu migas di Indonesia masih menarik bagi investor asing.