Rusia-Ukraina Bertukar 144 Tahanan Perang, Kremlin: Instruksi Pribadi Presiden Putin

JAKARTA - Juru Bicara Kementerian Pertahanan Rusia Letjen Igor Konahenkov mengatakan, pertukaran tahanan perang dengan Ukraina terjadi atas perintah langsung Presiden Vladimir Putin.

"Kemarin, 29 Juni, pertukaran 144 untuk 144 personel militer terjadi. Itu diatur dan dilakukan atas perintah langsung Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Federasi Rusia, sejak kehidupan, kesehatan, pembebasan personel militer kami, pejuang Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk, yang merupakan mayoritas yang kembali," terang Konashenkov seperti melansir RIA 30 Juni.

"Ini adalah tugas yang paling penting," sambungnya.

Lebih jauh diterangkannya, hampir semua dari mereka yang dibebaskan terluka atau terluka parah. Mereka diberikan perawatan medis yang diperlukan.

Konashenkov juga mengingat, jumlah total prajurit Ukraina yang ditangkap atau menyerahkan diri mencapai lebih dari enam ribu orang.

Sementara itu, Kepala Republik Rakyat Donetsk Denis Pushilin mengatakan, menjelang pertukaran tawanan perang, di antara mereka yang diserahkan ke Ukraina adalah beberapa batalyon nasionalis biasa dalam kondisi menyedihkan, dengan anggota badan yang diamputasi dan "komplikasi lainnya."

Terpisah, badan intelijen militer Ukraina (GUR) dalam pernyataan di Telegram mengungkapkan, mayoritas tahanan Ukraina kondisinya terluka parah, menderita luka tembak dan pecahan peluru, trauma ledakan, luka bakar, patah tulang dan anggota badan yang diamputasi, seperti mengutip Reuters.

Ratusan lagi warga Ukraina diperkirakan masih ditahan oleh Rusia dan proksi separatis pro-Moskow di Ukraina timur, namun keberadaan mereka tidak diketahui secara pasti.

Diketahui, secara khusus, Kyiv mengkhawatirkan nasib ratusan pejuang dari resimen Azov yang memainkan peran penting dalam pertahanan Mariupol dan pabrik baja Azovstal, sebelum dikepung dan akhirnya meletakkan senjata mereka.

Pertukaran tahanan termasuk penyerahan 43 anggota resimen Azov, sebuah unit Garda Nasional yang menurut Rusia adalah batalyon sayap kanan yang berbahaya, sebuah tanda yang menjanjikan bagi Ukraina yang mengharapkan pembebasan pejuang lain dari unit tersebut.