Ekonom Nilai Misi Perdamaian Jokowi Dapat Tekan Efek Domino Inflasi Global
JAKARTA - Ekonom dari Universitas Jember Adhitya Wardhono menilai, kunjungan Presiden Joko Widodo ke Ukraina dan Rusia dengan membawa misi perdamaian dapat menekan efek domino inflasi global akibat kenaikan tajam harga minyak dan gas dunia.
"Adanya misi damai yang dibawa oleh Presiden Jokowi akan berdampak pada perekonomian, baik dalam ruang lingkup global maupun domestik," kata Adhitya dikutip dari Antara, Rabu 29 Juni.
Menurutnya, perseteruan antara Ukraina dan Rusia yang telah berlangsung lama secara tidak langsung memberikan dampak pada perekonomian global termasuk Indonesia.
"Sebagai salah satu emerging markets terbesar di dunia yang memiliki hubungan baik dengan Rusia dan Ukraina, Indonesia tentunya menjadi harapan dan memiliki suara penting untuk dapat meredakan konflik yang tengah terjadi," tuturnya.
Ia mengatakan, Indonesia tidak hanya independen, tetapi juga tengah aktif terlibat untuk menegakkan dekolonisasi dan keadilan ekonomi yang menjadi salah satu visi dalam Gerakan Non-Blok.
Salah satu langkah keterlibatan Indonesia dalam agenda global tersebut diwujudkan dalam kunjungan Jokowi ke Ukraina dan Rusia untuk berdialog dan membuka celah perdamaian, agar ancaman krisis pangan global yang tengah melanda saat ini dapat dihindarkan.
"Ancaman krisis pangan global itu disebabkan oleh gangguan supply chain (rantai pasokan) dunia yang disebabkan oleh pandemi COVID-19 dan diperparah oleh ketegangan yang terjadi antara Rusia dengan Ukraina," kata Adhitya.
Di Indonesia, lanjut dia, gandum merupakan salah satu komoditas yang dipenuhi melalui impor dari negara lain, khususnya Ukraina.
Selain itu, pupuk juga termasuk salah satu komoditas yang diimpor dari Rusia.
Apabila kunjungan Presiden Jokowi membuahkan hasil yang manis, menurut dia, paling tidak ada dampak tak langsung yang akan dirasakan oleh industri makanan, petani lokal, serta dapat meningkatkan koridor ekspor Indonesia.
Lebih dari itu, kredibilitas negara Indonesia juga dapat meningkat di mata dunia sehingga hal ini dapat menarik dan menambah kepercayaan investor baik lokal maupun asing.
"Kunjungan itu juga dapat menjadi moment untuk mempererat hubungan bilateral antara negara Indonesia dengan Rusia dan Ukraina, bahkan dapat meningkatkan posisi Indonesia secara internasional dan berdampak positif baik secara global maupun domestik bila berhasil," ujarnya.
Dalam urusan diplomatik, lanjutnya, hubungan Indonesia dengan Rusia maupun Ukraina juga sangat baik. Apabila Indonesia mampu membawa perdamaian bagi Rusia dan Ukraina, maka diharapkan Indonesia juga mampu untuk meyakinkan negara-negara Barat untuk menghentikan segala sanksi terhadap Rusia dan menghentikan permainan war of attrition (perang terbatas).
Peran Rusia
Pakar ekonomi moneter itu menjelaskan adanya misi damai yang dibawa oleh Jokowi juga berdampak pada perekonomian baik dalam ruang lingkup global maupun domestik.
Tindakan yang dilakukan oleh Jokowi dapat mengurangi potensi peningkatan inflasi yang tinggi sepanjang tahun 2022 karena terdapat penundaan kebijakan bank sentral untuk meningkatkan suku bunga acuan.
Pengendalian suku bunga akan menguntungkan perekonomian domestik yaitu berupa kemudahan pembiayaan bagi para pelaku usaha sehingga pembiayaannya berada di level akomodatif.
Adhitya mengatakan, Rusia memegang peran penting dalam ekspor minyak dunia, yaitu sekitar 10 persen, dan berpengaruh terhadap distribusi gas ke negara Barat terutama Eropa melalui jalur Nox Stream 1 dan 2.
"Dengan adanya kunjungan Presiden Indonesia ke Ukraina dan Rusia diharapkan dapat meminimalisasi efek domino tersebut dan perekonomian dapat stabil," ujarnya.
Dosen Fakultas Ekonomi Bisnis Unej itu mengatakan, kunjungan Jokowi juga diharapkan dapat mengurangi proteksi dagang atau pembatasan ekspor Rusia dan Ukraina.
Indonesia dapat melakukan negosiasi dengan Rusia agar jalur Laut Hitam tetap dapat digunakan oleh Ukraina sebagai rute pengiriman gandum ke negara lain karena terdapat kekurangan roti dan produk gandum lainnya di Afrika dan Timur Tengah.
"Tindakan Jokowi dalam kunjungannya ke Ukraina dan Rusia juga dapat digunakan untuk menciptakan persepsi publik yang baik kepada investor atau mitra dagang Indonesia dan harapannya investasi yang akan dilakukan di Indonesia dapat segera direalisasikan," kata Adhitya.
Baca juga:
Selain itu, lanjutnya, kunjungan Presiden Indonesia mampu membantu negara Eropa yang saat ini krisis energi dengan meningkatkan kerja sama melalui Ukraina untuk memasok kebutuhan energi tersebut.
Negara yang sudah berada di ambang krisis energi adalah Jerman, Swedia, Belanda, Austria, dan Denmark.
Negara-negara yang bergantung pada Rusia untuk pasokan gas mulai menggunakan kembali tenaga batu bara sebagai bentuk energi alternatif yang dapat digunakan di dalam kondisi krisis energi.