Ukraina Dinilai Tidak Berpeluang Segera Jadi Anggota UE, Pejabat Rusia Sebut Persyaratan hingga Kondisi Ekonomi Jadi Penyebabnya

JAKARTA - Ukraina dinilai tidak akan menjadi anggota Uni Eropa (UE) dalam waktu dekat menurut pejabat senior Rusia, dengan penyebabnya persyarakat hingga kondisi ekonomi, meski Kyiv sudah memeroleh status kandidat.

Itu dikatakan Ketua Dewan Federasi Rusia atau majelis tinggi parlemen Valentina Matviyenko pada Hari Minggu. Pekan lalu, Uni Eropa mencatat sejarah dengan memberikan status kandidat bagi Ukraina.

"Tentu saja, Ukraina tidak akan pernah menjadi anggota Uni Eropa dalam waktu dekat. Pertama, tidak ada satu syarat pun untuk itu, karena tidak ada satu pun syarat yang harus dipenuhi untuk bergabung dengan Uni Eropa," ujarnya melansir TASS 27 Juni.

"Kedua, itu adalah negara Eropa terbesar dengan sebuah populasi lebih dari 40 juta. Sayangnya, jauh lebih sedikit hari ini. Orang-orang telah meninggalkan negara itu, karena mereka tidak melihat prospek untuk pembangunan. Saya tidak berpikir Uni Eropa akan menerima negara dengan ekonomi yang benar-benar hancur," lanjutnya dalam wawancara dengan saluran televisi STV Belarusia.

"Misalkan mereka adalah anggota Uni Eropa, itu akan menjadi akhir dari itu karena akan runtuh baik secara ekonomi dan politik dalam waktu singkat," sambung Matviyenko.

"Itulah sebabnya upaya untuk mendapatkan kendali tidak hanya negara tetapi juga lembaga internasional juga akan gagal," tandasnya.

Pekan lalu, Ukraina menjadi kandidat untuk bergabung dengan Uni Eropa pada Hari Kamis, sebuah langkah geopolitik berani yang dipicu oleh invasi Rusia yang dipuji oleh Kyiv dan dinilai sebagai "momen bersejarah".

"Momen bersejarah," cuit Kepala Dewan Eropa Charles Michel, menambahkan: "Masa depan kita bersama," seperti melansir Reuters.

Persetujuan aplikasi pemerintah Kyiv oleh pertemuan para pemimpin Uni Eropa di Brussels akan membuat marah Rusia, karena berjuang untuk memaksakan kehendaknya di Ukraina.

Namun, keputusan untuk memberikan Ukraina status calon keanggotaan Uni Eropa (UE), dibuat dengan pelanggaran berat terhadap tradisi Uni Eropa dan berasal dari motif geopolitik murni, keinginan untuk menjaga Kyiv dalam orbit pengaruh Eropa Barat, kata Wakil Direktur Center for Comprehensive European dan Studi Internasional di Sekolah Tinggi Ekonomi Dmitry Suslov.

"Ini benar-benar isyarat tanda, keputusan politik oleh Uni Eropa, diambil karena alasan geopolitik. Ini dimaksudkan untuk menekankan bahwa UE tidak akan menyerahkan Ukraina ke dalam apa yang disebut lingkup pengaruh Rusia. Dengan demikian, Uni Eropa melembagakan Ukraina," ujar Suslov.

Pada saat yang sama, Suslov melihat keputusan ini adalah semacam hadiah hiburan, kompensasi atas penolakan untuk mengakui Ukraina ke dalam Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

"Ini adalah pengakuan bahwa Ukraina tidak akan bergabung dengan NATO. Masalah ini akan dihapus dari agenda de facto, setelah berakhirnya operasi khusus dan penyelesaian politik, akhirnya akan dibatalkan secara de jure. Ukraina diberikan alternatif, hadiah hiburan dikemas sebagai status calon untuk bergabung dengan UE," papar Suslov.

Suslov menekankan, dengan memutuskan memberikan status kandidat kepada Ukraina, juga Moldova, Uni Eropa "secara besar dan mendasar melanggar tradisi dan aturan fundamentalnya sendiri."