Lagi, Amerika Serikat Tambah Bantuan Militer untuk Ukraina Rp6,6 Triliun: Ada Sistem Roket HIMARS hingga Kapal Patroli
JAKARTA - Amerika Serikat kembali mengumumkan rencana pemberian bantuan militer untuk Ukraina, nilainya kali ini mencapai 450 juta dolar AS atau sekitar Rp6.690.375.000.000, termasuk di dalamnya tambah sistem roket jarak jauh.
Pengumuman ini dilakukan saat pasukan Moskow maju di timur Ukraina dalam upaya untuk merebut jantung industri yang dikenal sebagai Donbas, di mana Kyiv khawatir beberapa pasukannya dapat dikepung dalam gerakan menjepit Rusia.
Dalam sebuah pernyataan, Pentagon mengatakan paket itu termasuk empat tambahan Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS), 18 kapal patroli pesisir dan sungai dan ribuan butir amunisi.
Sejak invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari, pemerintahan Presiden Joe Biden telah memberikan 6,1 miliar dolar AS atau sekitar Rp90.691.750.000.000 bantuan keamanan ke Ukraina.
John Kirby, koordinator Dewan Keamanan Nasional untuk komunikasi strategis, mengatakan Washington bekerja erat dengan Kyiv untuk mengidentifikasi jenis senjata mana yang paling dapat memenuhi kebutuhan mereka dalam setiap paket.
"Alasan kami melakukannya seperti ini adalah, agar kami tetap relevan dengan apa yang terjadi di medan perang," kata Kirby kepada wartawan pada pengarahan di Gedung Putih, melansir Reuters 24 Juni.
Sebelumnya pada hari Kamis, Ukraina mengatakan telah menerima tahap pertama M142 HIMARS, sistem senjata jarak jauh yang diharapkan Kyiv dapat membantu membalikkan keadaan dalam pertempuran selama berbulan-bulan.
Paket terbaru datang setelah Biden pekan lalu mengumumkan suntikan senjata senilai 1 miliar dolar AS untuk Ukraina yang mencakup sistem roket anti-kapal, roket artileri, howitzer dan amunisi.
Diketahui, Ukraina mengatakan perlu sistem HIMARS agar lebih cocok dengan jangkauan sistem roket Rusia yang katanya banyak digunakan untuk memukul posisi Ukraina di Donbas.
Washington mengatakan telah menerima jaminan dari Kyiv bahwa senjata jarak jauh itu tidak akan digunakan untuk menyerang wilayah Rusia, karena khawatir akan eskalasi konflik.
Baca juga:
- Gempa Afghanistan: Jumlah Korban Tewas Bertambah hingga 1.000 Orang, Taliban Minta Bantuan Internasional
- PM Inggris: Momentum Rusia Dalam Perang di Ukraina akan Melambat, Pasukannya Kekurangan Sumber Daya dan Dipukul Mundur
- Edisi Terbatas, Mobil Listrik Mini Citroen Ludes Terjual Habis Kurang dari 18 Menit
- Sebut Presiden Xi Jinping Tidak Cukup Pintar dan Memintanya Mundur: Advokat Hak Sipil China Diadili Secara Tertutup, Tuduhannya Menumbangkan Kekuasaan
Sementara, para pejabat AS mengatakan bahwa sementara HIMARS penting bagi pasukan Ukraina, tidak ada sistem senjata tunggal yang dapat mengubah perang.
Adapun Moskow telah memperingatkan akan menyerang sasaran di Ukraina yang "belum mereka pukul" jika Barat memasok rudal jarak jauh ke Ukraina untuk digunakan dalam sistem roket bergerak presisi tinggi.