Penambahan COVID-19 di Palangka Raya karena Warga Mulai Bepergian ke Luar Daerah

JAKARTA - Penambahan kasus positif COVID-19 yang di Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, terjadi usai warga melakukan perjalanan ke luar daerah.

"Penambahan kasus COVID-19 yang terjadi beberapa hari terakhir karena ada masyarakat yang bepergian ke luar daerah," kata Ketua Harian Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Palangka Raya, Emi Abriyani, Kamis 23 Juni.

Masyarakat yang dinyatakan positif terjangkit COVID-19 itu kembali menularkan virus ke lingkungan keluarga, sehingga kemudian terjadi transmisi atau penularan lokal.

"Sampai hari ini, per 23 Juni ada 19 orang yang masih positif. Enam orang di antaranya dirawat di rumah sakit karena sakit dan bergejala berat. Sementara 13 lainnya menjalani isolasi mandiri karena bergejala ringan dan tidak bergejala," jelas dia dinukil dari Antara.

Ia menambahkan sampai saat ini satgas juga mencatat akumulasi warga di "Kota Cantik" yang terpapar virus corona mencapai 17.783 orang usai terjadi penambahan dua kasus positif.

Dari jumlah itu tercatat 17.214 warga atau 96,80 persen telah dinyatakan sembuh sementara 550 orang dinyatakan meninggal dunia.

Ia mengajak masyarakat untuk selalu menerapkan protokol kesehatan serta menjalani pola hidup bersih dan sehat. Terlebih saat melakukan perjalanan keluar daerah.

"Jika merasa kurang sehat seperti demam atau gejala lain maka sebaiknya tidak berkerumun. Jika terpaksa tetap gunakan masker sebagai upaya antisipasi penyebaran COVID-19," katanya.

Emi yang juga Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Palangka Raya itu menambahkan, pemerintah setempat bersama berbagai pihak terkait pun menggencarkan vaksinasi sebagai upaya meningkatkan daya tahan tubuh menghadapi paparan virus tersebut.

Selain itu, seluruh jajaran pusat layanan kesehatan tetap waspada serta terus menyosialisasikan pola hidup bersih dan sehat.

Kemudian, memenuhi berbagai kebutuhan vitamin dan gizi agar kekebalan tubuh semakin meningkat menghadapi berbagai ancaman virus dan penyakit, demikian Emi Abriyani.