Buntut Penembakan Massal SD di Texas: Kepala Polisi Dinilai Buat Keputusan Mengerikan dan Buang Waktu, Posisinya Digantikan Seorang Letnan
JAKARTA - Kepala Polisi Distrik Sekolah Uvalde (Uvalde CISD), Texas, Amerika Serikat, di mana penembakan massal mengerikan yang menewaskan belasan murid dan dua guru SD Robb terjadi, mendapat kritik pedas terkait penanganan peristiwa tersebut, ditempatkan pada cuti administratif dan bisa kehilangan posisinya di dewan kota.
Pete Arredondo, kepala kepolisian Distrik Uvalde dinilai bertanggung jawab atas respons polisi terhadap penembakan yang terjadi 24 Mei itu, kata para pejabat, ketika seorang pria bersenjatakan senapan semi-otomatis AR-15 mengumbar tembakan yang menewaskan 19 anak sekolah berusia 9 hingga 11 tahun dan dua guru,.
Sebanyak 19 petugas menunggu lebih dari satu jam di lorong di luar ruang kelas 111 dan 112 sebelum, tim taktis yang dipimpin Patroli Perbatasan AS akhirnya masuk dan membunuh penembak.
Praktek polisi umumnya adalah untuk segera menghadapi penembak sekolah, bahkan jika itu membahayakan nyawa petugas. Direktur Departemen Keamanan Publik Texas Stevan McCraw mengatakan, Arredondo membuat 'keputusan yang mengerikan' yang menghabiskan waktu yang berharga, melansir Reuters 22 Juni.
Penembakan di Sekolah Dasar Robb mengguncang Amerika Serikat dan menghidupkan kembali perdebatan tentang senjata di Amerika. Sebagai tanggapan, Senat AS pada Hari Selasa mengambil langkah awal untuk meloloskan undang-undang kontrol senjata besar pertama di negara itu dalam beberapa dekade.
Pada Hari Rabu, Pengawas Distrik Hal Harrell mengatakan dalam sebuah pernyataan, dia menempatkan Arredondo pada cuti administratif sebagai kepala polisi distrik sekolah, menggantikannya dengan seorang letnan.
Arredondo membela tindakannya dalam sebuah wawancara dengan Texas Tribune yang diterbitkan pada 9 Juni. Dikatakannya, perhatian utamanya adalah menyelamatkan nyawa sebanyak mungkin guru dan siswa. Namun, dia mengatakan petugas di tempat kejadian tidak dapat menemukan kunci untuk membuka pintu sampai 77 menit setelah penembakan dimulai.
Dia juga mengatakan kepada Texas Tribune, dia tidak menganggap dirinya komandan insiden di tempat kejadian dan tidak memerintahkan polisi untuk menahan diri. Pengacaranya, George Hyde, mengatakan kepada Tribune, salah satu agen lokal, negara bagian atau federal yang tiba di tempat kejadian seharusnya mengambil alih komando.
Tetapi Steven McCraw mengatakan, Arredondo bertanggung jawab dan menyebut tanggapan polisi sebagai 'kegagalan yang hina' karena tidak segera melakukan intervensi.
McGraw mengatakan pada sidang Senat Texas pada Hari Selasa, pintu itu tidak terkunci dan tidak ada bukti petugas mencoba untuk melihat, apakah itu diamankan sementara yang lain mencari kunci. Sementara itu, setidaknya dua anak di dalam menggunakan ponsel untuk meminta bantuan.
Arredondo, yang tidak menonjolkan diri di tengah kemarahan publik dalam beberapa pekan terakhir, harus mulai muncul di rapat dewan kota atau dia bisa dicopot dari jabatan itu juga.
Anggota dewan kota lainnya pada Hari Selasa menolak permintaan cuti oleh Arredondo, yang melewatkan pertemuan tersebut. Jika dia melewatkan tiga pertemuan berturut-turut, dewan dapat memecatnya, seperti yang diminta beberapa anggota masyarakat pada hari Selasa.
Baca juga:
- Gempa Afghanistan: Jumlah Korban Tewas Bertambah hingga 1.000 Orang, Taliban Minta Bantuan Internasional
- PM Inggris: Momentum Rusia Dalam Perang di Ukraina akan Melambat, Pasukannya Kekurangan Sumber Daya dan Dipukul Mundur
- Edisi Terbatas, Mobil Listrik Mini Citroen Ludes Terjual Habis Kurang dari 18 Menit
- Sebut Presiden Xi Jinping Tidak Cukup Pintar dan Memintanya Mundur: Advokat Hak Sipil China Diadili Secara Tertutup, Tuduhannya Menumbangkan Kekuasaan
Diketahui, Arredondo yang 49 tahun dan seorang petugas penegak hukum karir, terpilih menjadi anggota dewan kota sesaat sebelum peristiwa penembakan memilukan tersebut terjadi.
Sebelumnya, Senator negara bagian Texas Roland Gutierrez, politis Demokrat yang mewakili Uvalde, menggugat Departemen Keamanan Publik negara bagian untuk akses ke catatan lengkap penembakan itu, dengan mengatakan tanggapan terhadap pembantaian itu "penuh dengan informasi yang salah dan kebohongan langsung" sejak awal.