Khawatir Tanahnya Terampas UU Cipta Kerja, Petani dari Cilacap Ikut Demo
JAKARTA - Seorang petani dari Cilacap, Jawa Tengah bernama Mamad ikut aksi demonstrasi menolak UU Omnibus Law Cipta Kerja di kawasan Taman Tugu Proklamasi, Jakarta.
Tak hanya ikut berdemo menolak UU Omnibus Law Cipta Kerja, Mamad yang datang bersama kawan-kawannya sesama petani juga melakukan orasi.
Meski dirinya sulit berbicara bahasa Indonesia, saat berorasi dia menjelaskan kegelisahannya hingga akhirnya memutuskan ikut aksi ini. Dia mengaku ikut turun aksi karena merasa khawatir dengan tanah yang sudah digarapnya sejak 1985.
"Saya datang ke sini ingin ikut aksi karena tanah yang saya pelihara, saya garap tahun 1985 lalu ada Omnibus Law yang mengatur reformasi agraria," kata Mamad dalam aksi yang digelar Rabu, 28 Oktober.
Mamad mengaku dia takut disingkirkan dari tanah yang telah dia rawat tersebut, dengan adanya undang-undang tersebut.
"Saya takut disingkirkan, lahan saya kemudian diambil kepada pihak asing kepada swasta. Nanti saya mau dikemanakan kawan-kawan?" tegasnya yang kemudian disambut tepuk tangan dari peserta aksi.
Baca juga:
Dia juga meminta mahasiswa dan buruh tetap semangat untuk memperjuangkan penolakan UU Cipta Kerja.
Setelah selesai berorasi, dia kemudian menyanyikan sebuah lagu dalam bahasa Jawa. Ratusan massa yang hadir, kemudian ikut bertepuk tangan.
Sebelum Mamad berorasi, Juru Bicara Gerakan Buruh Bersama Rakyat (Gebrak) Nining Elitos mengatakan aksi dengan pendekatan mimbar rakyat ini sengaja diambil. Sebab saat ini hari libur dan kantor pemerintahan tutup.
"Mimbar ini bertepatan dengan hari libur, kantor pemerintahan pun tutup. Kami ingin menunjukkan aksi yang dari kemarin dilakukan belum berhenti," kata Nining.
Situasi terkini, pukul 16.22 WIB lalu lintas di sekitaran Tugu Proklamasi, Jakarta masih lancar dari Kramat menuju Menteng. Sementara massa aksi, saat ini masih mendengarkan orasi dari perwakilan buruh.