Wali Kota Bebaskan Remaja Bikin Konten tapi Larang Tarian "Seronok" Terulang di Sukabumi
SUKABUMI - Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi menanggapi viral aksi tarian "seronok" sejumlah remaja putra dan putri di Lapang Merdeka Kota Sukabumi, Jawa Barat. Dia meminta agar kejadian itu tidak terulang lagi.
"Kami sangat menyesalkan adanya sekelompok remaja yang berani melakukan tarian tidak pantas di depan umum dan disaksikan banyak orang, ironisnya lagi aksi mereka tersebut menjadi viral di media sosial serta mendapat kecaman dari netizen yang menyaksikan," katanya di Sukabumi, dikutip dari Antara, Kamis 16 Juni.
Menurut Fahmi, pihaknya tidak melarang siapapun membuat konten untuk ditayangkan di media sosial asalkan yang mengedukasi, mencerahkan dan memberdayakan. Bukan seperti menari-nari tidak karuan atau tidak pantas serta terkesan seronok apalagi sampai mengundang kecaman dari berbagai pihak.
Ia pun menilai, apa yang dilakukan oleh sekelompok remaja tersebut tidak sesuai dengan nilai agama dan kebudayaan. Tentunya ini harus menjadi perhatian semua pihak khususnya orang tua agar anak-anak tidak salah dalam bergaul dan menyerap informasi dari media sosial.
Baca juga:
- Berbaur dengan Masyarakat, Polisi Sebut Khilafatul Muslimin Sebar Ideologi Khilafah Pakai Metode Invisible Crime
- Jusuf Kalla: Tahun Ini Romantis, Semua Cari Pasangan untuk Pemilu 2024
- Penyelidikan Dugaan Korupsi Formula E, KPK Minta Eks Sesmenpora Jelaskan Pengelolaan Anggaran
- Kasus Pelanggaran HAM di Paniai Papua Disorot Komisioner Tinggi HAM PBB, Mahfud MD Singgung Kinerja Kejagung
Selain itu, orang tua pun harus bisa memantau aktivitas media sosial anak-anaknya, apalagi dengan mudahnya mengakses berbagai informasi dari internet dikhawatirkan mencontoh hal-hal atau konten yang negatif.
Antisipasi terjadinya hal serupa di tempat umum di Kota Sukabumi pihaknya akan meningkatkan pengawasan khususnya Lapang Merdeka. Meskipun lapang tersebut untuk umum dan boleh digunakan oleh siapapun tetap harus menjaganya.
"Kami pun mengajak para orang tua agar lebih memperhatikan aktivitas anaknya, agar kejadian serupa tidak terulang kembali. Orang tua pun harus tegas membatasi aktivitas putra-putrinya di media sosial dan selalu memeriksa telepon pintar mereka," tandasnya.