PDIP Masih Gagah di Survei Charta Politika, PAN dan PPP Punya PR Besar
JAKARTA - Survei Charta Politika terbaru menunjukkan PDIP masih gagah bertengger di posisi puncak dengan angka 24,1 persen.
Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya mengatakan, klasemen partai untuk pemilihan legislatif (pileg) tidak jauh berbeda, masih dikuasai beberapa partai dan masih ada beberapa partai yang harus bertarung secara keras untuk lolos dari angka parliamentary threshold (PT) 4 persen.
"PDIP masih di urutan pertama dengan 24,1 persen, Gerindra peringkat kedua dengan 13,8 persen, Golkar di peringkat ketiga dengan 11,3 persen,"ujar Yunarto dalam paparan secara daring, Senin, 13 Juni.
PKB menyusul di peringkat keempat dengan 8,3 persen, Demokrat di angka 7,2 persen berimbang dengan PKS 7,0 persen, NasDem naik di angka 5,3 persen. Sementara PPP dengan 2,7 persen dan PAN 2,0 persen.
"PPP dan PAN masih mendapatkan angka di bawah angka parliamentary threshold. Meskipun ada 25,8 persen undecided voters," lanjutnya.
Kemudian di urutan kesepuluh ada Perindo dengan 1,3 persen, disusul PSI 0,6 persen, Hanura 0,4 persen, Gelora 0,3 persen, Partai Ummat 0,1 persen, PKPI 0,1, PBB 0,1.
"PR terbesar yang menjadi catatan ada di PPP dan PAN yang berkutat di bawah angka PT. Yang kita tahu Pileg akan bersamaan dengan Pilpres yang berpengaruh pada sosok capres," jelas Yunarto.
Baca juga:
- Ridwan Kamil Resmi Namakan Masjid di Islamic Center Baitul Ridwan Jadi Al Mumtadz, Nama Belakang Eril
- Akui Turki Lebih Banyak Mengalami Serangan Teroris, Bahkan Dibanding Irak dan Suriah, Sekjen NATO: Kita Harus Tanggapi Serius
- Pria yang Ditunjuk Jadi Menteri Pendidikan Khilafatul Muslimin dan Sebar Doktrin Ditangkap Polisi
- Harap Dicatat! Presiden Jokowi Larang Direksi BUMN Jadi Pengurus Parpol, Caleg hingga Calon Kepala Daerah
Selain itu, pilihan capres akan berpengaruh pada PDIP yang tak pernah menang sejak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berkuasa.
PDIP kemudian mendapatkan sosok tepat pada 2014 yakni Jokowi hingga menang beruntun pada pemilu 2019.
"Partai Gerindra apakah masih akan bergantung pada Prabowo karena masih ada PR besar Pak Prabowo meski tiga kali maju pemilu tapi posisinya sekarang sudah tidak lagi di peringkat satu tersalip oleh Ganjar," terangnya.
"Begitu pula Partai Golkar apakah akan memiliki capres yang kuat. PKB juga punya masalah yang sama dengan Golkar ambisi menjagokan ketumnya tapi hingga sekarang ketua umumnya belum menempati peringkat lima besar," imbuh Yunarto.