Dinkes Bali Klaim Belum Ada Lonjakan Kasus COVID-19 Setelah Ditemukan Kasus Sub Varian BA.4 dan BA.5

DENPASAR - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bali mengeklaim sejak ditemukan virus kasus subvarian omicron baru BA.4 dan BA.5 yang teridentifikasi di Pulau Bali belum ada lonjakan kasus COVID-19 di Bali hingga saat ini. 

Kasus varian baru itu diketahui setelah adanya empat orang dari panitia dan peserta kegiatan Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) yang digelar pada tanggal 23 hingga 28 Mei 2022, di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali.

"Dari tanggal 28 Mei sampai sekarang tanggal 10 (Juni 2022) masih belum ada lonjakan. Masih kisaran 1 sampai 20 orang yang positif (per hari) belum ada lonjakan. Yang positif, tetap kita periksa dan saat ini belum ditemukan, saya ceks terus harian selama kita ceks tidak ada varian baru dan belum ditemukan sampai saat ini," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, I Nyoman Gede Anom, Jumat, 10 Juni.

"Kita sudah hampir dua minggu belum ada lonjakan sama sekali. Tapi tetap kita pantau yang positif, kita cek apakah dia ada varian baru itu, kita cek dan selama ini masih virus biasa. Artinya Covid-19 yang omicron," imbuhnya.

Menurut Kadinkes, gejala yang varian BA.4 dan BA.5 menurutnya tidak terlalu parah bila melihat penjelasan dari World Health Organization (WHO). Artinya sama saja dengan yang sekarang yaitu seperti omicron.

"Itu (kasus) pertama di Afrika Selatan terus masuk ke Eropa katanya bikin lonjakan kasus. Entah itu, karena lebih cepat dibandingkan varian yang lama. Tapi, kita amati dua Minggu ini tidak ada lonjakan di Bali. Kita temukan karena spesimen yang positif (saat ini) kita kirim ke Jakarta untuk kita lihat adakah spesimen baru ini, kalau tidak berarti mereka saja  itu yang kena," jelasnya.

Namun, untuk antisipasi adanya varian baru ini pihaknya tetap menghimbau kepada masyarakat untuk tetap patuh pada anjuran pemerintah.

"Seperti imbauan Bapak Jokowi kalau di luar mungkin boleh tidak pakai masker tapi bagi lansia  komorbid (yang) rentan dan ada yang batuk dan filek iya pakai masker. Kalau dalam ruangan iya tetap kita anjurkan (pakai masker) ini suasana masih pandemi dan PPKM Level 1, belum endemi," paparnya.

Menurutnya, hingga saat ini di Bali tidak adan lonjakan kasus karena mayoritas masyarakat Bali sudah melakukan vaksinasi booster dan tingkat imun di Bali sudah terbentuk 98 persen.

"Pertama iya booster, terus tingkat imun kita sudah 98 persen. Maksudnya hub immunity itu sudah terbentuk se-Bali. Tingkat kesembuhan sudah hampir di atas 97 persen dan yang OTG juga beberapa hari sudah sembuh, ini sudah kayak flu biasa. Tetapi, tetap sesuai anjuran pemerintah kalau terbiasa pakai masker iya pakai saja tidak masalah, tetap pakai masker karena kita belum endemi, belum bebas," ujarnya.