Bioskop CGV Buka, Anak Kecil dan Orang Lanjut Usia Tidak Boleh Nonton
JAKARTA - Bioskop CGV kembali membuka jaringan bioskopnya di Jakarta, setelah diizinkan Pemprov DKI Jakarta. Sejak pandemi COVID-19 masuk ke Indonesia pada awal Maret, bioskop memang ditutup sementara guna menghindari penyebaran dan penularan virus.
Public Relations CGV Hariman Chalid mengatakan, untuk menghindari penularan COVID-19 di area biokop, CGV juga telah menyiapkan sejumlah protokol kesehatan sesuai dengan panduan Kementrian Kesehatan dan Pemprov DKI Jakarta serta akan menerapkannya dengan ketat. Salah satunya, menerapkan pembatasan usia pengunjung.
"Staff dan penonton wajib memakai masker di seluruh area bioskop. Kami juga menerapkan kebijakan pembatasan usia pengunjung, hanya diperbolehkan yang berusia 12 sampai dengan 60 tahun," katanya, saat dihubungi VOI, di Jakarta, Kamis, 22 Oktober.
Penonton, kata Hariman, juga tidak diperkenankan mengonsumsi produk makanan dan minuman dari CGV di dalam auditorium. Makan dan minum hanya diperbolehkan di lokasi CGV yang memiliki fasilitas restoran yaitu kafe, CGV Kitchen, CGV Sportsbar.
Hariman mengatakan, calon penonton yang datang juga wajib melakukan pengecekan suhu tubuh sebelum masuk ke area bioskop. Lalu, melakukan sistem pelacakan pengunjung (tracing) dengan QR Code dan Manual.
"Kami juga menerapkan prosedur kebersihan dengan cairan disinfektan diseluruh area bioskop, dan setelah penayangan film. Menyediakan hand sanitizer dan mengimbau penonton untuk memesan tiket menonton dan makan minum secara daring/online (contact-less) dengan pembayaran secara digital (cash-free)," jelasnya.
CGV, kata Hariman, juga mengurangi kapasitas tempat duduk di ruang auditorium guna menjaga jarak aman antar penonton sesuai dengan arahan Pemprov DKI Jakarta. Di mana, syarat bioskop bisa beroperasi kembali adalah dengan menjalankan aturan pembatasan kapasitas di dalam auditorium maksimal 25 persen penonton.
"Meski saat ini hanya diperbolehkan 25 persen, pembukaan kembali bioskop diharapkan juga bisa mengairahkan kembali aktivitas rumah produksi (Production House) dalam memproduksi film film nasional, dan membantu memulihkan ekonomi di sektor industri kreatif khususnya perfilman," katanya.
Hariman yakin, pembukaan bioskop dengan protokol kesehatan yang ketat sekaligus akan menjadi edukasi CGV kepada masyarakat bahwa menonton di bioskop aman dan nyaman.
Lebih lanjut, ia mengatakan, pembukaan kembali bioskop CGV di Jakarta akan dilakukan secara bertahap dimulai dengan empat lokasi, yaitu CGV Grand Indonesia, CGV AEON Mall Jakarta Garden City, CGV Green Pramuka Mall dan CGV Transmart Cempaka Putih.
Film yang Akan Tayang
Hariman mengatakan, salah satu film Box Office yang akan tayang adalah 'Train To Busan Presents PENINSULA' yang sudah lama ditunggu-tunggu penggemar film di Indonesia.
Sementara film lainnya yang akan tayang di antaranya adalah The Swordsman (featuring Joe Taslim), Bloodshot, Deliver us from Evil, Eyes on Me, dan The Secret Garden.
Penayangan film atau showtime di bioskop CGV akan dimulai pukul 12.00 WIB, dan showtime terakhir akan menyesuaikan dengan jam operasional pusat perbelanjaan di mana CGV berada. Untuk daftar film dan jam tayangnya serta harga tiket dan pemesanannya, kata Hariman, bisa dilihat di website cgv.id atau dengan mengunduh aplikasi digital CGV.
Baca juga:
Terkait dengan film Indonesia, Hariman mengatakan, memang tidak ditayangkan karena ada penundaan akibat pandemi COVID-19.
Sekadar informasi, tidak semua pengusaha membuka kembali bioskop mereka, meksipun Pemprov DKI Jakarta telah memberikan izin beroperasi di masa PSBB transisi ini. Hal ini salah satunya disebabkan adanya aturan pembatasan jumlah penonton hanya 25 persen.
Ketua Umum Gabungan Pengelola Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI) Djonny Syafruddin mengatakan, bila harus tetap operasi dengan pembatasan 25 persen maka pemilik film masih pikir-pikir untuk merilis film.
"Nggak jalan kalau 25 persen. 50 persen aja tadinya mikir-mikir tapi masih oke karena situasinya kayak gini. Awalnya 50 persen, ini kenapa malah jadi diturunin ke 25 persen. Kami konsultasi dengan pemilik film, para asosiasi produser Indonesia. Mereka semuanya menolak," katanya, saat dihubungi VOI, Kamis 15 Oktober.
Jakarta merupakan barometer bisnis bioskop di Tanah Air. Sehingga keputusan buka atau tidaknya bioskop di Jakarta akan berdampak pada operasional bioskop-bioskop di daerah. Namun, kata dia, membuka bioskop dengan pembatasan penonton di angka 25 persen sangat sulit.
"Kalau 25 persen asosiasi produsen film enggak mau filmnya diputar. Bioskop mau dapat film dari mana? Idealnya ya 50 persen," tuturnya.
Meski begitu, kata Djohny, ada satu perusahaan bioskop yang sudah memutuskan untuk buka meski dengan pembatasan 25 persen kapasitas penonton, yakni CGV.
Adapun yang lain, yakni Cinema XXI dan Flix Cinema, memilih untuk tetap tutup karena pembatasan kapasitas penonton dinilai tak masuk skala bisnis. Sementara itu, Cinepolis masih mempertimbangkan antara tutup dan buka.
"CGV mau buka karena mereka punya film sendiri. Kalau Cinema XXI mereka memilih tutup," jelasnya.