Kemenkes Berencana Formalkan Pembentukan Dana Persiapan Pandemi
JAKARTA - Kementerian Kesehatan merencanakan untuk memformalkan pembentukan dana persiapan pandemi dalam rangka membangun ketahanan sistem kesehatan global.
"Jadi kalau ada pandemi lagi ke depannya harus ada cadangan dananya," ujar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers di sela agenda Health Working Group di Lombok, NTB dilansir Antara, Senin, 6 Juni.
Sebagai pemimpin dalam pertemuan Health Working Group itu, ia mengemukakan, akan berfokus pada tiga hal utama dalam membangun ketahanan sistem kesehatan global, yakni mobilisasi sumber daya keuangan untuk pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons pandemi.
Begitu dana tersebut sudah terbentuk, kata dia, harus mencari cara bagaimana dana itu bisa digunakan untuk mengakses obat-obatan, vaksin, dan alat tes pandemi.
Fokus kedua, yakni mobilisasi sumber daya kesehatan esensial untuk pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons pandemi.
"Harus dibangun struktur dan mekanisme untuk memobilisasi sumber daya secara cepat dan adil sehingga tindakan medis darurat dapat diakses oleh semua negara saat krisis kesehatan terjadi, baik saat ini maupun jika terjadi ancaman kesehatan lain di masa mendatang," katanya.
Usulan itu, lanjut Menkes, telah didukung sepenuhnya oleh negara-negara seperti Italia, China, Argentina, Korea, dan Uni Eropa.
Negara seperti Amerika Serikat, India, Prancis, dan Afrika Selatan juga mendukung dengan sejumlah rekomendasi seperti mekanisme pembiayaan yang lebih detail dan penekanan pada pentingnya keadilan akses pada tindakan medis esensial.
Budi Gunadi juga menyampaikan Access to COVID-19 Tools (ACT) Accelerator yang diluncurkan pada April 2020 oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan para partner, menjadi wadah kolaborasi global yang inovatif.
"Perlu mengonsolidasikan dan memastikan model saat ini dapat diubah menjadi pendekatan yang lebih permanen, global, dan inklusif," tuturnya.
Baca juga:
Fokus ketiga, yakni optimalisasi pengawasan genomik dan penguatan mekanisme berbagi data terpercaya untuk memberikan insentif bagi kesehatan masyarakat global yang kuat.
Dia mengatakan dengan menggunakan platform berbagi data universal (model GISAID+) memungkinkan semua negara G20 untuk berkomunikasi dan berbagi informasi dan data, tidak hanya untuk pandemi saat ini, tetapi juga pada patogen global lainnya yang memiliki potensi pandemi di masa depan.
Dia mengatakan seluruh negara anggota juga mendukung usulan ini dengan beberapa rekomendasi dan klarifikasi agar tidak terjadi duplikasi pada upaya global.
Selain itu, perlu lebih detail dalam hal aksesibilitas, keuntungan, dan dampak bagi negara-negara.
Menkes mengharapkan, dapat memperoleh persetujuan oleh seluruh negara anggota G20 untuk mengakui penggunaan GISAID sebagai platform universal.
"Kita mau memastikan ada persetujuan agar semua laboratorium di dunia bisa berbagi data patogen kalau ada pandemi berikutnya," kata dia.
Dengan demikian, lanjut Menkes, kalau ada pandemi berikutnya di negara lain sudah ada mekanisme untuk melaporkan data genom sequence dari patogen yang diberikan dari negara tersebut. Genome itu bisa berupa virus, bakteri, parasite.