FBI Berhasil Halau Serangan Siber yang Targetkan Rumah Sakit Anak

JAKARTA - Serangan siber yang menargetkan sebuah rumah sakit anak-anak di Boston, Amerika Serikat (AS) berhasil digagalkan oleh FBI. Serangan tersebut ternyata dilakukan peretas yang disponsori oleh pemerintah Iran.

Direktur FBI Christopher Wray mengatakan pihaknya mengetahui serangan digital yang direncanakan itu dari mitra intelijen yang tidak ditentukan.

Mereka juga memberi Rumah Sakit Anak Boston informasi yang dibutuhkan untuk memblokir apa yang akan menjadi target serangan siber itu. Wray juga menceritakan tentang ancaman siber yang sedang berlangsung dari Rusia, China dan Iran serta perlunya kemitraan antara pemerintah AS dan sektor swasta.

FBI dan Rumah Sakit Anak Boston telah bekerja sama erat setelah seorang peretas menyerang jaringan komputer rumah sakit pada 2014. Serangan terhadap rumah sakit merugikan fasilitas puluhan ribu dolar dan mengganggu operasi selama berhari-hari.

“Anak-anak dan kantor kami di Boston sudah saling mengenal dengan baik, sebelum serangan dari Iran dan itu membuat perbedaan,” ungkap Wray.

Meski begitu, Wray tidak menganggap adanya motif tertentu dari serangan yang direncanakan di rumah sakit, tetapi dia menyatakan Iran dan negara-negara lain telah mempekerjakan tentara bayaran dunia maya untuk melakukan serangan atas nama mereka.

Melansir NBC News, Senin, 6 Juni, agen FBI mengumpulkan informasi yang berfokus pada ancaman dari kelompok secara umum dan segera membagikannya ke rumah sakit. Informasi itu memberi pihak rumah sakit gambaran yang baik tentang apa yang mereka hadapi bahkan jika itu bukan intelijen terbaru.

Kemudian, selama beberapa hari, FBI dapat mendeklasifikasi beberapa informasi dan memberikan rincian yang lebih rinci kepada rumah sakit. Ketika datang ke Rusia, kata Wray, FBI berlomba untuk memperingatkan target potensial tentang persiapan yang dilakukan peretas untuk serangan destruktif.

Pada Maret lalu, FBI memperingatkan bahwa mereka melihat peningkatan minat peretas di perusahaan energi sejak dimulainya perang Rusia melawan Ukraina.

Sementara, peretas dari China telah mencuri lebih banyak data perusahaan dan pribadi dari Amerika daripada gabungan semua negara lain sebagai bagian dari tujuan geopolitik yang lebih luas untuk berbohong, menipu, dan mencuri.

Di samping itu, FBI juga tengah memerangi serangan ransomware dari berbagai geng. Wray menekankan perlunya perusahaan swasta untuk bekerja dengan FBI demi menggagalkan geng ransomware dan peretas negara-bangsa, itu adalah kunci kesuksesan.

"Apa yang kemitraan ini mari kita lakukan adalah menyerang musuh kita di setiap titik, dari jaringan korban hingga ke komputer para peretas itu sendiri,” tutur Wray.

Terakhir, FBI dan agen federal lainnya telah bekerja untuk meyakinkan para korban peretasan untuk melaporkan penyusupan dan kejahatan dunia maya. Tetapi, banyak perusahaan yang diserang oleh geng ransomware seringkali tidak melapor ke FBI karena berbagai alasan.