Sering Bereaksi Berlebihan karena Stres, Ketahui 7 Cara Mengatasinya
YOGYAKARTA – Peristiwa yang dialami sehari-hari bisa direspons dengan tenang. Tetapi ketika menyadari sering bereaksi berlebihan, tentu akan lebih banyak menghabiskan energi.
Tantangan hidup, hampir setiap orang mengalaminya. Namun tidak semua bereaksi secara berlebihan ketika harus mengatasi banyak hal. Misalnya, diremehkan seseorang disaat yang bersamaan Anda harus memperbaiki rumah. Jika merasa bahwa Anda bereaksi berlebihan terhadap tantangan yang dilalui, berikut cara mengatasi agar tetap tenang.
1. Self-compassion
Dengan tidak peduli penyebab stres atau reaksi Anda, merupakan self-compassion atau mengasihi diri sendiri. Self-compassion adalah strategi praktis yang baik untuk meningkatkan fleksibilitas kognitif dan perilaku. Alih-alih memikirkan dalam-dalam penyebab stres, lebih baik mengakses bagian diri yang terampil dan kreatif dalam memecahkan masalah.
2. Mengatasi pengalaman buruk di masa lalu
Ketika seseorang bereaksi sangat besar terhadap stres, misalnya menjadi takut, cemas, menghindar, atau marah, seringkali memiliki dasar pengalaman buruk di masa lalu. Menurut Alice Boyes dilansir Psychology Today, Senin, 6 Juni, ketika pengalaman yang tidak menyenangkan di masa lalu dipicu dengan peristiwa baru yang mirip, maka reaksi berlebihan mungkin tak sadar dilakukan.
Terkadang, ini perlu disadari sehingga bisa belajar. Karena dengan belajar, reaksi trauma sering kali bisa dikontrol dan lebih masuk akal.
3. Identifikasi kapan pengalaman buruk mempengaruhi reaksi
Pengalaman tidak traumatis pun kadang membentuk kita bagaimana cara bereaksi. Misalnya, ketika membeli barang tetapi terlalu mahal jika dibandingkan dengan tawaran lain. Ini membentuk reaksi curiga pada setiap penawaran yang dibilang murah tetapi ternyata harganya jauh lebih mahal.
Oleh karena itu, ini perlu diidentifikasi. Kapan rasa curiga muncul, dan kenali bagaimana agar tidak bereaksi berlebihan ketika mengalami peristiwa yang sama.
4. Mengatasi kesalahan kognitif
Pemrosesan kognitif, menurut Boyes, berpengaruh pada cara menafsirkan peristiwa. Ketika Anda mendapatkan email dari orang baru yang menawarkan kerjasama, tetapi reaksi berlebihan, seperti jengkel karena caranya tak sesuai dengan yang diinginkan, bisa jadi dipengaruhi gaya pemrosesan kognitif.
Saran Boyes, cobalah untuk membaca tawaran berulang-ulang. Pikirkan hal baik yang bisa terjadi. Biasanya ini akan mendorong Anda memikirkan dua skenario, hasil terburuk dan sebaliknya, memuaskan.
5. Mengakui adanya faktor-faktor di luar diri
Mengakui faktor-faktor yang berkaitan dengan diri Anda dan dunia yang lebih luas, dapat membantu Anda bereaksi dengan lebih ramah dan terampil. Bagaimana faktor-faktor tersebut bekerja atas reaksi Anda juga perlu dikenali.
Baca juga:
6. Kenali kekuatan diri
Ketika mengalami stres, penanganannya akan memanfaatkan kekuatan atau terpuruk dalam kelemahan-kelemahan. Semakin Anda tahu apa yang jadi kekuatan diri, maka semakin mudah mencari solusi secara kreatif. Bahkan bisa lebih sabar dan sadar dalam melewati kesulitan apapun.
7. Kembangkan kekuatan baru
Keterampilan dalam menangani setiap tantangan tak selalu tetap. Kadang keterampilan terasah dan mampu memecahkan masalah. Namun tak jarang keterampilan menemukan jalan buntu. Untuk itu, perlu mempelajari keterampilan baru. Pemecahan masalah bisa diselesaikan secara kreatif, termasuk dengan mengidentifikasi kekuatan diri dan memahami kapan Anda memiliki kapasitas yang besar.
Selain ketujuh cara di atas, setiap orang memiliki strategi kreatif untuk menyelesaikan masalah tanpa bereaksi berlebihan. Adakah cara yang efektif Anda lakukan untuk tetap bereaksi tenang pada setiap tantangan?