Hasil Autopsi Polres Solok Selatan, Kematian 3 Bocah di Muara Labuh Diduga Kuat Penganiayaan

PADANG - Kepolisian Resor Solok Selatan, Sumatera Barat mengungkapkan ada dugaan penganiayaan terhadap tiga anak yang meninggal di Muara Labuh, Kecamatan Sungai pada Agustus 2021.

Hal ini diketahui berdasarkan hasil sampel yang diambil. Ada bekas kebiruan di leher para korban.

Kepala Satuan Reskrim Polres Solok Selatan, AKP Dwi Purwanto mengatakan, selain ditemukan bekas kebiruan di leher ketiga korban, Tim Forensik Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokes) Polda Sumbar menemukan tujuh tulang dada anak pertama, DF (8) patah. 

"Di dada kanan tiga yang patah, dan kiri empat yang patah. Bahkan patahannya ada yang hampir menusuk paru-paru," katanya di Padang Aro, Antara, Jumat, 3 Juni. 

Yang mengejutkan lagi, tambahnya, terdapat pembesaran lubang dubur pada dua anak, yakni MF (6) dan MH (2,5). Bedah autopsi mayat untuk visum forensik dilakukan setelah pihak keluarga setuju pembongkaran kuburan atau ekshumasi para korban pada Rabu lalu di Pemakaman Kaum Jorong Pasa Nagari Surian, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Solok.

Ekshumasi dilakukan oleh Tim Forensik Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokes) Polda Sumbar didampingi personel Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Solok Selatan dan disaksikan ayah kandung ketiga korban, Muhammad Jamil.

Hingga saat ini pihaknya belum menetapkan tersangka dalam kasus tersebut karena belum cukupnya alat bukti. Untuk itu, aparat membutuhkan saksi ahli agar kasus ini bisa terungkap.

"Saksi-saksi sudah kita periksa, tapi belum ada yang menuju pada penetapan tersangka. Belajar dari kasus kopi sianida Mirna, kami sudah mendapatkan saksi ahli di Pekanbaru. Unit Kriminal Umum nanti akan berangkat ke Pekanbaru," katanya.

Kasus DF, MF dan MH yang meninggal pada 2021 lalu menjadi salah satu prioritas kesatuannya untuk diungkap. "Kasus ini salah satu fokus kami," ujarnya.