Anak Perusahaan Milik Keluarga Konglomerat Bakrie Kerja Sama dengan UNS Bangun Pusat Pengembangan Baterai Kendaraan Listrik
JAKARTA - Anak perusahaan PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) yang bergerak di bidang manufaktur elektrifikasi transportasi dan ekosistem telematika, PT VKTR Teknologi Mobilitas (VKTR), kembali melakukan kerja sama strategis dengan institusi pendidikan.
Setelah sebelumnya dengan PENS, kini VKTR melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama PT VKTR Teknologi Mobilitas, Gilarsi W Setijono dan Ketua Pusat Unggulan Iptek Perguruan Tinggi (PUI-PT) Teknologi Penyimpanan Energi Listrik UNS, Prof. Agus Purwanto, di Surakarta, Jawa Tengah, Kamis 2 Juni.
Gilarsi mengatakan, penandatanganan MoU ini dilakukan untuk mendukung pembangunan laboratorium penelitian dan pengembangan teknologi baterai dalam bidang transportasi secara jangka panjang dan berkelanjutan. Pembangunan laboratorium ini bertujuan untuk inovasi dalam pengembangan teknologi baterai kendaraan listrik dan menjadi pusat pengujian terhadap baterai listrik baik untuk memperkaya IPTEK dalam negeri ataupun kebutuhan komersial.
"Sebagai komponen utama dari kendaraan listrik, teknologi baterai yang ada saat ini masih mengalami banyak keterbatasan, sehingga masih sangat terbuka untuk dipelajari dan dikembangkan. Berdasarkan pemikiran itu, rencana kerja sama strategis dengan UNS ini kita lakukan," tutur Gilarsi dalam keterangan resmi, dikutip Jumat 3 Juni.
Lebih lanjut Gilarsi mengatakan, keterbatasan teknologi baterai saat ini terdapat di dua aspek, yakni aspek performa atau kinerja baterai, dan aspek harga bahan baku atau material baterai yang masih sangat mahal. Jika dua hal ini bisa diatasi, maka upaya pengembangan teknologi baterai akan lebih maju lagi.
Dalam melihat performa baterai, jelas dia, ada dua hal yang krusial. Yakni kemampuan kecepatan baterai dalam menghantarkan energi, dan banyaknya energi yang dapat disimpan oleh baterai tersebut.
Selain itu, baterai juga harus aman, tahan lama, cepat dalam pengisian daya, ramah lingkungan dan dapat dibuat dengan biaya yang relatif murah.
"Segudang tantangan di masa depan itu telah menanti untuk kita pecahkan bersama, mengingat perkembangan teknologi baterai nantinya akan semakin meningkat pesat," tuturnya.
Gilarsi juga menjelaskan, posisi Indonesia dalam rantai produksi baterai kendaraan listrik sangat strategis. Pasalnya, Indonesia saat ini tercatat sebagai negara dengan cadangan nikel terbesar, yakni mencapai 52 persen dari total cadangan nikel dunia.
Baca juga:
- Pabrik Emas Kedua Bumi Resources Minerals Milik Keluarga Konglomerat Bakrie Bakal Beroperasi di Semester I 2022
- Pabrik Emas Kedua Bumi Resources Minerals Milik Keluarga Konglomerat Bakrie Bakal Beroperasi di Semester I 2022
- Bumi Resources, Perusahaan Tambang Keluarga Konglomerat Bakrie Raup Laba Rp2,40 Triliun dari Sebelumnya Rugi Rp4,83 Triliun
Laboratorium penelitian ini, nantinya terbuka dan memberikan peluang bagi siapa saja yang ingin bergabung, termasuk alumni dan mahasiswa UNS yang memiliki kompetensi di bidangnya.
Ketua PUI-PT Teknologi Penyimpanan Energi Listrik UNS, Prof Agus Purwanto, mengatakan, pihaknya menyambut baik rencana kolabarasi kedua institusi ini. Kerja sama strategis antara UNS dan VKTR ini merupakan salah satu upaya untuk senantiasa membangun budaya inovasi di kampus UNS. Selanjutnya, UNS akan menyiapkan pembangunan innovation lab dan akan mengelolanya untuk kemajuan bersama.
"Kerja sama ini merupakan upaya yang terus menerus untuk membangun budaya inovasi di kampus UNS. Secara khusus, kerja sama dengan PT VKTR ini adalah langkah awal yang baik untuk menciptakan satu ekosistem yang saling mendukung untuk mengembangkan elektrifikasi transportasi di Indonesia secara jangka panjang dan berkelanjutan oleh perguruan tinggi dan industri," tutur Agus.