Pangdam Jaya: 30 Orang Massa Tanpa Atribut Kampus Diantar Pulang
JAKARTA - Panglima Kodam Jaya Mayor Jenderal TNI Dudung Abdurachman mengatakan ada 30 orang massa pendemo tolak Omnibus Law UU Cipta Kerja tanpa atribut kampus diantar pulang. Massa ini kebanyakan remaja.
"Tadi kita antar pulang mereka ke tujuan masing-masing, ke rumahnya masing-masing. Kita antar 30 orang saja," kata Dudung kepada wartawan di kawasan Patung Kuda Arjuna Wiwaha. Jakarta Pusat, Selasa, 20 Oktober.
Pangdam Jaya mengapresiasi massa aksi demonstrasi yang terus menjaga situasi kondusif sehingga aksi berjalan damai. Sehingga aparat yang berjaga, baik TNI dan Polri bisa melakukan tindakan yang lebih persuasif dan humanis.
"Ini rupanya sangat efektif sekali sehingga masyarakat menyadari kalau aspirasinya sudah disampaikan nanti disalurkan ke pemerintah dan ini luar biasa," ungkapnya.
"Jadi tindakan yang disampaikan oleh TNI Polri diterima oleh masyarakat. Tidak ada gas air mata, tidak ada tindakan-tindakan kekerasan. Kita sama-sama sudah saling menyadari bahwa kesadaran untuk cinta tanah air. Ini sekarang luar biasa," imbuh Dudung.
Ke depan, TNI bersama pihak kepolisian berharap agar aksi damai semacam ini dapat terus terjaga. Sehingga tak ada lagi tindak represif dari aparat penegak hukum.
"Yang penting aspirasi sudah disampaikan," tegasnya.
Baca juga:
Sebelumnya, Pangdam Jaya Mayjen Dudung Abdurachman menyebut pihaknya bakal membantu Polri sepenuhnya dalam proses pengamanan. Terlebih ketika adanya potensi terjadinya kericuhan.
"Saya tekankan kepada TNI untuk memegang penuh sapta marga dan sumpah prajurit. Tingkatkan soliditas antara TNI dan Polri," kata Dudung, Senin 12 Oktober.
Dudung sudah menginstruksikan jajaran anggota TNI dan Polri untuk menindak para terduga perusuh dengan cara profesional, proporsional dan tetap mengedepankan persuasif.
"Perusuh itu hanya orang yang dijadikan alat untuk memanfaatkan situasi. Karena mahasiswa dan buruh itu saya yakin murni menyampaikan aspirasi. Nanti kami cari saya yang rusuh," ungkapnya.