Nasib Perawat Honorer di Sulteng Memprihatinkan, DPRD: Bupati, Wali Kota dan Gubernur Naikkan Gaji Mereka
PALU - Anggota DPRD Marlelah mengaku prihatin melihat kondisi perawat honorer di Provinsi Sulawesi Tengah. Dia meminta gaji para perawat honorer bisa ditingkatkan lagi.
Menurut anggota Komisi III itu, perawat honorer layak menerima gaji sesuai upah minimum regional (UMR) Provinsi Sulteng. Pasalnya, peran mereka sangat vital karena berada di garda terdepan dalam memberikan pelayanan kesehatan utamanya kepada masyarakat yang mengalami kondisi darurat.
"Setidaknya kami minta gaji perawat honorer di seluruh daerah sesuai UMR Provinsi Sulteng atau berdasarkan tingkatan pendidikannya," katanya di Palu, seperti dilansir Antara, Sabtu, 28 Mei.
"Kondisi perawat honorer ini yang sangat menyedihkan. Saya minta bupati dan walikota serta gubernur memperhatikan mereka. Tolong gajinya dinaikkan hingga setara UMR."
"Jangan lagi ada perawat honorer yang hanya digaji di bawah Rp1.000.000 per bulan. Sementara mereka harus bekerja siang dan malam," lanjutnya.
Baca juga:
Sementara itu Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Persatuan Perawat Indonesia (PPNI) Provinsi Sulteng Fajarillah Kolomboy Malonda mengatakan, selama pandemi COVID-19, tenaga perawat termasuk yang berstatus honorer berada di garda terdepan menghadapi dan menangani orang-orang yang terpapar COVID-19 sehingga mengancam keselamatan mereka.
Bahkan saat bencana gempa, tsunami dan likuefaksi tahun 2018, perawat pula yang berperan penting di barisan terdepan dapat memberikan pelayanan kesehatan kepada warga terdampak bencana.
"Olehnya perlu kiranya perawat mendapat perhatian dari pemerintah sebab Keberpihakan atas nasib perawat ditentukan oleh kebijakan politik. Kita tidak perlu terjun di dunia politik tetapi kita tetap harus dekat," tambahnya.