Semen Indonesia: IKN Bikin Permintaan Semen Melonjak hingga 21 Juta Ton
JAKARTA - PT Semen Indonesia (Persero) Tbk mengungkapkan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara memberikan potensi permintaan (demand) 21 juta ton semen.
"Ada peluang dari pembangunan IKN yang diperkirakan akan memberikan potensi demand secara nasional dalam 20 tahun sebesar 21 juta ton semen," ujar Direktur Utama Semen Indonesia Donny Arsal dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR RI di Jakarta, dikutip dari Antara, Selasa 24 Mei.
Donny juga menambahkan bahwa prospek lainnya berasal dari alokasi anggaran pembangunan infrastruktur yang masih cukup signifikan.
"Selain itu juga alokasi anggaran infrastruktur meskipun terjadi penurunan, tetapi angkanya masih cukup signifikan di mana pada tahun ini sebesar Rp385 triliun," katanya.
Prospek semen ke depannya juga diharapkan harap semakin baik, terutama dengan pertumbuhan populasi yang lebih kurang 1 persen per tahun dari 270 juta penduduk, kita harapkan permintaan akan bertambah.
"Dari situ juga maka backlog pembangunan rumah sebesar 12,7 juta unit saat ini yang kita harapkan juga mendorong permintaan terhadap semen nasional. Ini merupakan dari sisi prospek industri semen ke depannya," kata Donny.
Dirut Semen Indonesia itu juga menjelaskan kondisi pasar atau market semen di Indonesia saat yang mengalami kelebihan pasokan atau oversupply.
Baca juga:
"Kalau kita melihat dari sisi industri saat ini per tanggal 31 Desember 2021 kondisi market di mana kapasitas nasional sebesar 119,1 juta ton, sementara permintaan atau demand semen 65,2 juta ton. Dengan demikian terjadi kelebihan pasokan (supply) sebesar 53,8 metric ton," ujar Donny.
Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan bahwa pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara telah menarik minat banyak investor mancanegara.
Luhut pun menegaskan tidak benar jika pembangunan IKN minim pendanaan.
Dia menggarisbawahi, ibu kota baru Nusantara diperuntukkan bagi generasi muda yang akan menikmatinya di masa mendatang. Bentuknya tak akan kalah dengan pembangunan kota modern Neom di Arab Saudi, Dubai di Uni Emirat Arab, serta Shenzhen di China.