Firli Bilang Buronan Tak Nyenyak Tidur, Eks Penyidik KPK: Mereka Santai kok, Bahkan Bisa Memimpin Rapat Perusahaan
JAKARTA - Eks penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Yudi Purnomo Harahap menilai pernyataan Ketua KPK Firli Bahuri keliru soal para buronan, termasuk Harun Masiku tak bisa tidur nyenyak. Menurutnya, mereka yang dalam pelarian itu sebenarnya hidup santai bahkan ada yang tetap bisa memimpin perusahaannya.
Alih-alih buronan yang tak bisa tidur nyenyak, saat dirinya bekerja sebelum didepak KPK karena tak lolos Tes Wawasan Kebangsaan (TWK), justru penyidik komisi antirasuah yang merasa beban moral. Penyebabnya, mereka merasa pekerjaannya belum selesai.
"Pngalaman sbg penyidik,buronan santai kok bahkan bisa mimpin rapat perusahaannya,justru pnyidik yg slalu kepikiran dan kerjakeras mncari buronan ini krna menjadi tanggung jawab tugas dan moral," tulis Yudi melalui akun Twitternya @yudiharahap46 pada Jumat, 20 Mei.
Tak hanya itu, Yudi juga mengatakan bahkan ada buronan yang berkebun dan bersembunyi di sebuah apartemen dekat dengan Gedung Merah Putih KPK, Kuningan Persada.
"Ketika ditangkap pun kondisi mereka santai, ketangkap ya sudah ketangkap," ungkapnya.
Menurutnya, buronan kasus korupsi jarang ada yang hidup susah. Kebutuhan untuk makan maupun tempat tinggal pun bisa dipenuhi dari hasil korupsi mereka.
Sehingga, Yudi menyebut salah jika ada anggapan buronan yang saat ini belum tertangkap seperti Harun Masiku hidup susah.
"Ini korupsi kejahatan tentang uang dan kewenangan jadi jangan bayangkan kehidupan koruptor yg buron selama pelariannya hidup susah, kebutuhan dasar misal tempat tinggal dan makan mereka terpenuhi," tegasnya.
Lebih lanjut, Yudi mengatakan sebenarnya untuk menangkap buronan seperti Harun Masiku bukanlah hal yang sulit. Apalagi, dengan sumber daya manusia yang ada di KPK saat ini.
Namun, dia menilai, KPK saat ini memang tampaknya enggan menangkap buronan mereka. "Sejarah telah membuktikan bisa kok ditangkap," ujar mantan penyidik ini.
Diberitakan sebelumnya, Ketua KPK Firli Bahuri memastikan pihaknya akan terus memburu para buronannya, termasuk Harun Masiku. Mereka dipastikan tak akan bisa tidur nyenyak.
"Ada beberapa orang yang dicari oleh KPK. Saya tidak menyebut satu per satu tapi bukan hanya satu orang, setidaknya ada enam orang yang masih kita cari," kata Firli kepada wartawan di Gedung Merah Putih KPK, Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Rabu, 18 Mei.
Baca juga:
- Makin Hangat Dugaan Korupsi Minyak Goreng untuk Danai Penundaan Pemilu 2024, Informasi 'Bukan Kaleng-Kaleng' Masinton Perlu Didalami Kejagung
- Ganjar Dukung Larangan Ekspor Minyak Goreng: Ini Tindakan Presiden yang Sangat Tegas!
- Tanggapi Informasi Masinton soal Korupsi Minyak Goreng Biayai Penundaan Pemilu, PKS: Kalau Benar, Bisa Jadi Skandal Memalukan
- Jokowi Larang Ekspor CPO Minyak Goreng, DPR Wanti-Wanti Pemerintah Jaga Stabilitas Harga di Dalam Negeri
Firli mengatakan Harun dan buronan lain yang tak dirinci lebih lanjut akan terus dicari sampai kapanpun. KPK saat ini hanya tinggal menunggu waktu.
"Saya yakin sampai hari ini dia tidak bisa tidur nyenyak. Karena sampai kapan pun akan dicari oleh KPK. Hanya tunggu waktu dia pasti tertangkap," tegas eks Deputi Penindakan KPK tersebut.
KPK menetapkan Harun Masiku sebagai tersangka pemberi suap terhadap Komisioner KPU Wahyu Setiawan sejak Januari 2020. Penyuapan ini dilakukan agar dia mendapatkan kemudahan duduk sebagai anggota DPR RI melalui pergantian antar waktu atau PAW.
Pelarian Harun bermula saat KPK melakukan operasi tangkap tangan soal perkara ini pada 8 Januari 2020. Dalam operasi senyap itu, KPK menetapkan empat tersangka yaitu Harun Masiku, Wahyu Setiawan, eks Anggota Bawaslu Agustiani Tio Fridelina, dan Saeful Bahri.
Hanya saja, Harun yang tak terjaring OTT tak diketahui keberadaannya. Dia dikabarkan lari ke Singapura dan disebut telah kembali ke Indonesia.
Selain Harun, sebenarnya ada tiga buronan lain yang belum berhasil ditangkap. Mereka adalah Surya Darmadi yang buron sejak 2019; Izil Azhar buron sejak 2018; dan Kirana Kotama yang buron sejak 2017.