Belum Berikan Cucu, Suami-Istri Ini Gugat Putra dan Menantu Perempuannya Ganti Rugi Rp9,4 Miliar

JAKARTA - Bukan di film atau sinetron, kedua orangtua ini menggugat anak dan menantu perempuannya miliaran Rupiah, lantaran mereka belum memberikan cucu hingga tahun keenam pernikahan.

Tak tanggung-tanggung, angka ganti rugi yang diminta mencapai Rp9 miliar, dengan rincian panjang penyebabnya, menghitung biaya yang dikeluarkan keduanya untuk membesarkan sang putra.

Adalah pasangan Sadhana dan Sanjeev Prasad yang tinggal di Haridwar, Ittarakhand, India yang mengajukan petisi bulan ini untuk meminta ganti rugi sebesar 50 juta rupee atau sekitar Rp9.463.555.000 dari putra mereka yang berusia 35 tahun dan sang, 35, dan istrinya, 31.

Dalam petisi, yang dilihat oleh CNN, pasangan itu mengklaim mereka menghabiskan sekitar 20 juta rupee India atau sekiatr Rp3.785.422.000 untuk membesarkan putra mereka, yang merupakan anak tunggal.

"Mereka membesarkannya, mendidiknya, membuatnya mampu, menjadikannya pilot, yang mahal," ujar kuasa hukum pasangan itu, Arvind Srivastava, Senin, dikutip dari CNN 18 Mei.

"Mereka melihat orang-orang di lingkungan mereka bermain dengan cucu-cucu mereka dan merasa mereka juga harus memiliki cucu."

"Mereka bilang mereka tidak menikahkan (putra dan menantunya) supaya bisa hidup sendiri. Jadi mereka bilang tahun depan, beri kami cucu atau ganti rugi," tandasnya.

Srivastava mengatakan, seiring bertambahnya usia pasangan, "tidak ada yang merawat mereka," dan bahwa "semua orang tua ingin menjadi kakek-nenek suatu hari nanti."

CNN belum dapat menghubungi putra dan menantu pasangan itu, dan tidak jelas apakah mereka telah mendapatkan perwakilan hukum. Sidang prosedural untuk kasus ini dijadwalkan pada Selasa.

Menurut petisi, keluarga Prasad juga membelikan mobil untuk putra dan menantu mereka, dan membayar untuk bulan madu mereka.

Menariknya, gugatan yang menargetkan putra dan menantu perempuan ini, juga mencantumkan keluhan terhadap keluarga menantu perempuan.

Meskipun gugatan semacam ini jarang terjadi, topik kewajiban keluarga telah lama menjadi kontroversi di India, di mana menjalankan garis keluarga dan merawat orang tua serta mertua yang lanjut usia, sering dianggap sebagai kewajiban berbakti.

Kadang-kadang juga merupakan kewajiban hukum: orang tua dapat mengklaim tunjangan bulanan dari anak-anak dewasa mereka di bawah undang-undang federal, yang berupaya melindungi orang tua dan warga lanjut usia yang mungkin tidak dapat mengurus diri mereka sendiri.

Sejumlah kasus terkait telah menjadi berita utama di India dalam beberapa tahun terakhir, seperti perselisihan keluarga mengenai tunjangan bulanan pada tahun 2020 yang memuncak pada seorang hakim Mahkamah Agung, yang memberi tahu anak-anak yang terlibat, "Jangan lupa, kamu adalah segalanya karena (ayahmu)."