5 Perilaku Kecemasan yang Menunjukkan Respon Trauma
JAKARTA - Trauma psikologis adalah kondisi yang terjadi sebagai akibat dari peristiwa buruk yang menimpa diri seseorang. Kejadian yang tidak menyenangkan ini membuat orang yang mengalaminya merasa tidak aman dan tidak berdaya menghadapi dunia yang penuh bahaya.
Meski terkadang seseorang tak menyadari trauma yang dialami, namun ada beberapa perilaku yang menunjukkan jika ia mengalami luka batin. Selain itu, banyak perilaku kecemasan saat dewasa juga berkaitan erat dengan pengalaman trauma masa kecil. Apa saja perilaku yang menunjukan respon trauma masa kecil? Melansir Psychology Today, Rabu, 18 Mei, beriku penjelasan selengkapnya.
Sering menghindari panggilan telepon
Bagi seseorang yang tidak memiliki kecemasan sosial, menjawab dan menghindari panggilan telepon tampak seperti hal biasa. Namun, bagi seseorang dengan rasa cemas berlebih, saat menjawab panggilan telepon, rasanya seperti ada lonjakan adrenalin dan kortisol dalam diri. Pun saat harus menjawab telepon dadakan, ia akan merasa bingung, gugup ketakutan, hingga terbata-bata saat berbicara. Jika Anda mengalami ini, itu artinya trauma masa kecil berhubungan dengan perasaan sering dipermalukan orang tua di depan umum.
Gugup atau tidak nyaman saat seseorang duduk terlalu dekat
Ini disebut juga dengan istilah Agoraphobia. Para ahli menduga bahwa fobia keramaian disebabkan oleh kombinasi dari beberapa faktor, seperti masalah psikologis, trauma masa lalu, faktor keturunan, dan gangguan kepribadian.
Orang dengan Agoraphobia kemungkinan besar mengalami kehilangan privasi saat masih kecil. Makanya, saat beranjak dewasa ia cenderung lebih berhati-hati dengan orang disekitarnya. Tak heran, jika orang-orang dengan Agoraphobia menghadirkan personal space atau jarak pribadi antara mereka dengan orang-orang agar privasinya tetap terjaga.
Baca juga:
Suka meminta maaf
Ketika terus-menerus dikritik atau terus-menerus dibuat merasa seakan-akan semuanya adalah kesalahan Anda, maka cepat atau lambat rasa malu yang kuat akan muncul dalam diri. Ini bermanifestasi dalam perilaku terus-menerus meminta maaf secara berlebihan, bahkan ketika Anda tidak melakukan kesalahan apa pun. Ini merupakan akibat dari pelecehan emosional atau pengabaian di masa kanak-kanak.
Tidak ingin orang bertamu ke rumah
Ada juga orang yang tak ingin tamu berkunjung ke rumah karena tak dapat mengontrol kapan mereka harus pergi. Hal ini sering kali disebabkan karena tidak dapat mengontrol ruang aman Anda sendiri, seperti tumbuh di rumah yang batasannya kabur dan privasinya dilanggar.
Makan atau minum berlebih
Orang yang memiliki gangguan makan sering memiliki riwayat pengalaman masa kecil yang buruk dan trauma. Meski tidak semua pola makan dan minum yang tidak sehat termasuk dalam kriteria gangguan psikologis, namun hal ini sering dikaitkan dengan pengalaman buruk atau kebutuhan yang tidak terpenuhi di masa kanak-kanak.