Setelah Presiden Jokowi Bertemu Elon Musk: Optimistis Boleh, Terbuai Jangan
JAKARTA – Presiden Jokowi bertemu pebisnis kenamaan Elon Musk dalam kunjungan kerja ke Amerika Serikat, 11-15 Mei 2022. Jokowi bertandang ke markas Musk, situs peluncuran Space X di Boca Chica, Texas pada 14 Mei.
Jokowi menyatakan bahwa kunjungannya ke Space X merupakan tindak lanjut dari perintahnya ke Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan untuk berbicara dengan Musk.
“Tindak lanjut perintah saya untuk bertemu dengan Elon mengenai investasi, mengenai teknologi, mengenai inovasi, dan sekarang saya ke sini dan bertemu langsung dengan Elon untuk mendiskusikan kerja sama yang akan datang,” kata Jokowi dalam keterangan resmi Sekretariat Presiden, seperti dikutip Antara.
Musk membalas pernyataan Jokowi itu dengan menyatakan ketertarikan untuk menjajaki beberapa kerja sama dengan Indonesia. Menurut pria kelahiran Pretoria, Afrika Selatan berusia 51 tahun itu, Indonesia terlihat sangat optimistis mengenai masa depan dan menunjukkan energi positif.
“Saya rasa Indonesia memiliki potensi yang besar, dan saya rasa kita melalui Tesla dan Space X akan mencoba beberapa kerja sama dengan Indonesia,” kata Musk.
Musk juga mengatakan bahwa dia akan membalas kunjungan Jokowi. CEO Tesla Motors dan Space X yang termasuk salah satu orang terkaya di dunia itu berencana datang ke Indonesia, bertepatan dengan KTT G20 di Bali pada November mendatang.
Membawa Pesona
Tak dapat dipungkiri bahwa Musk adalah sosok yang menjadi trend setter dunia. Ide-idenya gila, liar, dan futuristik. Satu gaya yang memang digandrungi generasi kekinian.
Keinginan Musk untuk membentuk koloni manusia di Planet Mars adalah salah satunya. Ide mengirimkan manusia dan mendirikan permukiman di planet “kembaran bumi” itulah yang membuatnya mendirikan Space X.
Musk yakin bahwa dalam 10 tahun mendatang, impiannya membawa manusia ke Mars akan tercapai. Sementara koloni manusia di Mars, menurutnya akan terwujud setidaknya pada 2050.
“Jika kita mampu membuat sebuah kehidupan mandiri di Mars, kita sudah berhasil melewati salah satu saringan terbesar. Setelah itu, kita bisa melirik penjelajahan antarbintang,” ujar Musk, mencuit dalam akun Twitternya pada November 2021.
Musk juga punya pandangan bahwa kemacetan di seluruh kota di dunia hanya dapat diatasi dengan membangun jaringan jalan terowongan bawah tanah. Sebab itu dia mendirikan perusahaan yang khusus bergerak dalam bidang penggalian terowongan, bernama The Boring Company pada 2016.
Untuk mewujudkan mimpinya itu, Musk memulai proyek penggalian terowongan di markas Space X pada 2017, sebagai uji coba. Alasannya gampang, bikin proyek di kawasan milik pribadi tidak memerlukan perizinan yang ruwet.
Musk juga merambah bidang kesehatan dengan mendirikan Neuralink pada 2016. Inti bisnis perusahaan ini adalah implan otak. Musk yakin bahwa segala masalah kesehatan dapat diatasi dari otak sebagai pusat syaraf.
Sebab itu dia ingin menanamkan sejenis chip dalam otak manusia, yang nantinya akan terhubung dengan program komputer dengan tujuan menggantikan syaraf-syaraf yang rusak. Musk sudah membuat proyek uji coba untuk Neuralink, dengan menggunakan monyet.
Kritik Terhadap Musk
Elon Musk memang bersinar di mata warga dunia. Ide-ide gilanya selalu ditanggapi sebagai sebuah inovasi hebat, brilian. Statusnya sebagai orang terkaya di dunia juga menambah kredibilitas Musk dengan sangat luar biasa. Majalah Time sampai memberikan penghargaan sebagai Sosok Tahun Ini pada 2021.
Di sisi lain, tak sedikit pula pandangan terhadap Musk yang ambisius itu sebagai pribadi yang tidak konsisten. Sebagai pengusaha sikap Musk yang dapat berubah setiap saat adalah wajar, karena dia harus berorientasi pada keuntungan. Namun bagi karyawannya, ketidakkonsistenan Musk sering membuat ketar-ketir.
Seperti aksi terkini yang dilakukan Musk, yaitu mengakuisisi Twitter. Banyak yang mendukung, namun tidak sedikit pula yang keberatan. Mantan anggota dewan direksi dan salah satu investor Twitter, Bijan Sabet misalnya. Dia tidak setuju jika Twitter dikuasai sepenuhnya oleh Musk.
“Empat belas tahun lalu kita menolak FB. Meskipun saya berharap dewan saat ini memilih untuk tetap independent, saya masih menyukai produk dan komunitas Twitter seperti sebelumnya,” begitu cuitan Sabet di akun Twitternya pada 26 April 2022.
Sabet juga mencuit bahwa pada 2008 Facebook pernah mengajukan tawaran akuisisi terhadap Twitter, sebesar 500 juta dolar AS. Namun tawaran tersebut ditolak para pemegang saham platform media sosial tersebut.
Akuisisi Twitter oleh Musk masih maju mundur. Seperti dikutip dari The Star, Musk mengatakan jika penundaan akuisisi Twitter disebabkan tim hukumnya mengingatkan bahwa ada pelanggaran non-disclosure agreement atau perjanjian larangan pengungkapan informasi rahasia yang dia lakukan.
Mata uang kripto yang selama ini begitu diagung-agungkan oleh Musk juga sedang kolaps. Tak hanya Bitcoin dan Ethereum, namun termasuk Dogecoin yaitu mata uang kripto yang dikeluarkan Musk. Nilai Dogecoin saat ini tinggal setengah dari sebelumnya.
Saat Tesla Motors mengumumkan laporan keuangan pada 2020, media di Amerika Serikat mengkritisi bahwa keuntungan itu bukan dihasilkan dari penjualan produk utama perusahaan tersebut yaitu mobil listrik. Tesla mendapatkan keuntungan dari penjualan kredit regulasi mobil listrik.
Pada 2020 Tesla menghasilkan 720 juta dolar dari penjualan mobil listrik, namun dari kredit regulasi perusahaan itu mendapatkan 1,6 milar dolar AS.
“Dalam jangka panjang, penjualan kredit regulasi tidak akan menjadi bagian dari material bisnis. Kami tidak pernah merencanakan model bisnis semacam itu. Kondisi ini bagi kami sangat sulit untuk diprediksi,” kata Zachary Kickhorn, Direktur Keuangan Tesla seperti dikutip The Mercury News.
Pada 2020 Musk juga dikritik atas kebijakan yang dia ambil tehadap para karyawan Tesla. Saat pendemi, Musk mengizinkan karyawan yang takut masuk kantor untuk bekerja dari rumah. Namun tiba-tiba dia mengubah aturan, berupa ancaman pemecatan bagi karyawan yang tidak bersedia masuk kantor saat pandemi.
Menanggapi segala kritik atas dirinya, Musk mengatakan bahwa dirinya memang tidak selalu benar. Intuisi bisnisnya tidak jarang meleset dari perkiraan.
Baca juga:
- Kunjungan Jokowi ke Amerika Serikat: Bukan Soal Berani, Seperti Cuitan Denny Siregar
- Kasus Penembakan Shireen Abu Akleh: Itu Jelas Pembunuhan Wartawan, Bukan Kecelakaan
- Suhu Panas Ekstrem di Indonesia Mencapai 36,1 Derajat Celcius: Segera Antisipasi Bencana Kekeringan di Musim Kemarau
- Dibebani Dosa Masa Lalu, Bongbong Marcos Mulus Jadi Presiden Filipina karena Konstitusi Mengizinkannya
Pada 2017 Elon Musk dengan sangat percaya diri mengatakan bahwa pada 2020 atau 2021, Tesla sudah mampu menjual mobil yang bisa menyetir sendiri. Tetapi hingga saat ini, sesumbar orang yang dianggap terkaya di dunia itu tak terbukti.
“Saya tidak bermaksud memaksakan kehendak dengan mempengaruhi pemikiran masyarakat secara ekstrem. Tetapi memang saya tidak selalu benar,” ujar Elon Musk kepada The Washington Post, dalam wawancara soal impiannya memproduksi mobil yang bisa menyetir sendiri.