Pemilihan Stadion GBK Jadi Lokasi May Day Fiesta Dibantu Polisi dan Setneg
JAKARTA - Presiden Partai Buruh Said Iqbal mengatakan, pihaknya sempat kesulitan mencari tempat untuk menggelar acara May Day Fiesta. Namun, berkat bantuan banyak pihak akhirnya kegiatan ini dilaksanakan di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta Pusat.
Said menyebut acara gabungan antara Partai Buruh dan Gerakan Buruh Indonesia sebenarnya sudah dipersiapkan selama dua pekan. Tapi, mereka sempat mengalami kendali lokasi.
Lantas bantuan datang dari Sekretariat Negara (Setneg) dan juga pihak kepolisian dalam proses pencarian tempat.
"Kami telah berkoordinasi pada dua minggu lalu karena mencari tempat susah," kata Said Iqbal dalam konferensi yang digelar di kawasan GBK, Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu, 14 Mei.
"Dengan bantuan berbagai pihak, Setneg, kepolisian, Mabes (Polri, red), dan Polda Metro Jaya kami bisa menggunakan dengan beberapa persyaratan," lanjutnya.
Baca juga:
- Sadis! KKB Bakar Perumahan Guru SMAN 1 Ilaga Kabupaten Puncak
- Menko Airlangga Dukung Penyandang Disabilitas untuk Produktif dan Berkreasi
- Enam Wilayah di Bangka Belitung Tanpa Penambahan Kasus COVID-19, Kini Tersisa 7 Pasien yang Masih Menjalani Perawatan
- Di Washington, Menteri Retno Gelar Pertemuan Daring dengan Menlu G7 Bahas Isu Ketahanan Pangan Akibat Perang Ukraina
Namun, ada sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi. Satu di antaranya adalah menaati protokol kesehatan. Sebab, kegiatan ini dilaksanakan di tengah pandemi COVID-19.
"Dengan demikan setengah jumlah massa yang direncanakan 100 ribu orang menjadi mendekati 50 ribu orang. Kapasitas GBK skitar 76 ribu orang dan kita coba menjaga jarak satu bangku kosong, memakai masker, dan melakukan tes antigen, sudah booster," ungkap Said Iqbal.
"Itulah kesepakatan akhirnya boleh menggunakan GBK. JIS, dan Istora tidak lagi digunakan," imbuhnya.
Sebelumnya, Said mengklaim ada 50 ribu orang yang mengikuti acara May Day Fiesta hari ini. Mereka berasal dari sejumlah unsur.
Di antaranya buruh tani, nelayan, pegawai honorer, hingga pengemudi ojek online atau mereka yang disebut kelas pekerja.