Pelempar Batu ke Bus Sartika di Sumut hingga Satu Orang Tewas Ditangkap, Pelaku Punya Dendam karena Dipecat
MEDAN - Polda Sumatera Utara mengungkap kasus pelemparan batu terhadap bus Sartika yang berujung tewasnya seorang pemudik berinisial MA (19), di Jalan Lintas Sumatera, Indrapura, Kabupaten Batubara.
Dirkrimum Polda Sumut Kombes Tatan Dirsan Atmaja mengatakan, dari pengungkapan itu, polisi menangkap 2 pelaku yakni BFS (28) dan ES (37) di lokasi yang berbeda-beda.
Dalam kasus itu, ES (37) berperan sebagai otak pelaku. Sementara, BFS (28) merupakan eksekutor tunggal.
Kombes Tatan menyebutkan, pelemparan batu tersebut bukan merupakan gangguan Kamtibmas selama masa mudik. Ia menjelaskan, motif dari tindakan tersebut merupakan dendam pribadi karena ES merasa sakit hati usai dipecat dari perusahaan angkutan umum tersebut.
"Motif dari tindakan itu karena sakit hati, karena ES tersebut adalah sopir dari angkutan umum tersebut dan dipecat. Merasa sakit hati, sehingga melakukan aksi pada tanggal 29 April yang sebelumnya direncanakan terlebih dahulu," kata Kombes Tatan, Senin, 9 Mei.
Sebelum beraksi, ES menyuruh BFS untuk melempar kaca bus dengan batu karena hanya ingin memberikan teror. Saat beraksi, ES membayar BFS dengan uang sebesar Rp300 ribu.
"Namun karena kejadian viral meninggal dunia akhirnya ada tambahan yang diminta pelaku eksekutor kemudian sasaran tersebut acak. Karena sasaran mobil hanya kendaraan umum," ujarnya.
"Karena ada yang meninggal dunia, otak pelaku mengirimkan Rp 3 juta kepada eksekutor sebagai modal pelarian," sambungnya.
Baca juga:
Pelaku ditangkap di Kota Pematangsiantar, Jumat, 6 Mei. Sedangkan, ES ditangkap di Desa Indrayaman, Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batubara.
"Atas perbuatannya, pelaku dijerat pasal 355 ayat 2 subsider pasal 353 subisder 351 ayat 3 KUHPidana dengan ancaman hukuman 15 tahun," ujar Kombes Tatan.
Diketahui, aksi pelemparan batu tersebut terjadi, Jumat, 29 April. Korban meninggal Kamis, 5 Mei usai 6 hari mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Bina Kasih, Medan.
Adik korban, Khairunnisa, mengatakan korban saat peristiwa itu duduk di kursi bagian depan, dan secara tiba-tiba ada sebuah batu yang dilemparkan OTK ke bagian depan kaca mengenai abangnya.
"Mamak sama abang ini mau ke Aceh naik bus duduk di bangku depan, tiba-tiba dari arah depan ada yang melempar batu terkena abang saya," kata Khairunnisa.
Lemparan batu itu menembus kaca depan bus hingga mengenai langsung kepala korban.
Khairunnisa menambahkan, saat kejadian ikut dirinya juga berada di dalam bus, namun dia duduk di bangku belakang penumpang setelah sopir.
Setelah pelemparan, korban mengalami luka serius di bagian kepala hingga tak sadarkan diri. Korban sempat dibawa ke puskesmas terdekat dan akhirnya harus dirujuk ke Rumah Sakit Bina Kasih Medan.