Inflasi Tembus 3,47 Persen, Tertinggi Sejak Agustus 2019: Minyak Goreng dan Bensin jadi Biang Kerok
JAKARTA – Badan Pusat Statistik menginformasikan bahwa gerak inflasi pada awal tahun ini terus menunjukan peningkatan yang konsisten.
Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan secara tahunan (year-on-year/y-o-y) level inflasi pada April 2022 adalah sebesar 3,47 persen.
Angka tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan bukuan dua bulan sebelumnya secara y-o-y dengan masing-masing Maret sebesar 2,64 persen, dan Februari yang sebesar 2,03 persen.
“Inflasi April yang secara tahunan sebesar 3,47 persen adalah yang tertinggi sejak Agustus 2019 yang saat itu terjadi inflasi 3,49 persen,” ujarnya kepada awak media melalui saluran virtual pada Senin, 9 Mei.
Adapun secara bulanan alias month to month (mtm), inflasi tercatat sebesar 0,95 persen. Kemudian inflasi untuk tahun kalender atau April 2022 terhadap Desember 2021 adalah sebesar 2,15 persen.
Baca juga:
- Rocky Gerung Senggol Sri Mulyani Terkait Boom Komoditas: Cuan Ratusan Triliun Tapi Kemiskinan Masih Tinggi
- Alhamdulillah, Pelancong Pertama Dubai Tiba di Bali Setelah Dua Tahun Absen Karena Pandemi
- Kredit BRI ke Segmen Kecil dan Menengah Tembus Rp21 Triliun dalam Tiga Bulan, Sinyal Perekonomian Kembali Bergairah?
“Penyumbang inflasi utama pada bulan April ini berasal dari komoditas minyak goreng, bensin, daging ayam ras, dan tarif angkutan udara,” tuturnya.
Lebih lanjut, Margo menjelaskan jika 90 kota utama di Indonesia mengalami inflasi dengan angka tertinggi terjadi di Tanjung Pandan sebesar 2,58 persen dan yang terendah ada di Gunungsitoli sebesar 0,22 persen.
“Seluruh kota di Indonesia mengalami inflasi (dan tidak ada yang mengalami deflasi),” tegas dia.
Meskipun level inflasi terus meroket, namun catatan ini masih berada dalam kisaran target pemerintah sesuai dengan ketetapan dalam Undang-Undang APBN 2022 dengan 3 persen plus minus 1 persen.