Hilang di Hutan Daerah Sumbar, Penerbang Paralayang Ditemukan Lemas Belum Makan 24 Jam
JAKARTA - Galih Gani Irawan (16), penerbang paralayang yang hilang di kawasan hutan Green Lawang di Sumatera Barat (Sumbar) ditemukan dalam kondisi selamat pada Sabtu 7 Mei, sekitar pukul 12.30 WIB. Galih dinyatakan hilang sejak Jumat 6 Mei.
Penerbang paralayang asal Pakanbaru, Riau itu ditemukan tim gabungan dari Pemerintah Kabupaten Agam. Kapolsek Matur Iptu Yance Mardi mengatakan, korban ditemukan dalam kondisi lemas akibat tidak mendapatkan asupan makan selama 24 jam.
"Lokasi juga diguyur hujan dan kondisi suhu cukup dingin di daerah itu," katanya di Lubukbasung, Minggu 8 Mei.
Ia mengatakan korban langsung dievakuasi oleh tim gabungan yang berasak dari Polres Agam, BPBD Agam, Basarnas Limapuluh Kota, Dandim 0304 Agam, PMI dan lainnya.
Warga Komplek Rajawali 5 Nomor 104 Lanud, Roesmin Rojadin AURI Kota Pekanbaru Provinsi Riau, langsung dibawa ke Puskesmas Matur untuk mendapatkan perawatan.
"Korban langsung dibawa ke Puskesmas Matur untuk mendapatkan perawatan," katanya.
Ia mengatakan korban ditemukan dengan jarak empat kilometer dari Puncak Lawang atau lokasi lepas landas. Pencarian korban dengan cara melakukan pengecekan titik posisi GPS telpon genggam milik korban.
Dari hasil pengecekan, posisi atlit itu sudah diketahui keberadaanya di dalam hutan daerah Jorong Sari Bulan, Nagari Tigo Balai Kecamatan Matur, Agam, atau sebelah utara dari Puncak Lawang.
Setelah upaya pencarian dilakukan, pada Jumat malan hingga sekitar pukul 00.00 WIB atau dini hari Galih belum juga ditemukan, sehingga Tim SAR gabungan memutuskan untuk menghentikan proses pencarian sementara, karena cuaca hujan lebat dan berkabut. "Pencarian selanjutnya dilakukan pada hari ini," ujarnya melansir Antara.
Dugaan awal, kejadian tersebut disebabkan oleh perubahan cuaca yang begitu cepat setelah korban melakukan lepas landas dari Puncak Lawang Matur, sehingga ia kehilangan keseimbangan untuk mendarat kembali.
Atlet paralayang yang sudah memiliki sertifikat terbang SIM PL 1 ini hilang kendali berawal pada Jumat 6 Mei sekira pukul 11.00 WIB, korban take off dari lokasi Objek Wisata Puncak Lawang dengan tujuan landing Objek Wisata Danau Maninjau.
Baca juga:
Setelah lepas landas , sekitar pukul 11.45 WIB, tiba-tiba cuaca berubah dengan drastis dengan datangnya angin kencang dan kabut, sehingga parasut Galih terbawa angin dan tidak bisa dikendalikan untuk mendarat kembali.
Pada pukul 11.50 WIB, tambahnya, Galih sempat berkomunikasi dengan temannya melalui handy talky atau HT yang dibawanya.
“Saat komunikasi Galih mengatakan bahwa dirinya telah berhasil melakukan mendarat dengan selamat namun parasutnya tersangkut di sebuah pohon kayu di dalam hutan. Saat itu ia juga tidak mengetahui dimana posisi atau titik dirinya melakukan pendaratan karena bukan warga setempat,” tandasnya.